Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, menegaskan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai keterwakilan perempuan di parlemen menjadi momentum penting bagi penguatan demokrasi inklusif di Indonesia.
Menurutnya, putusan tersebut akan berdampak langsung pada peningkatan kapasitas politik perempuan di lembaga legislatif.
“Dan tentu saja ini berimplikasi pada bagaimana partai politik menyiapkan kader-kader perempuannya, semakin diperkuat begitu,” kata Rieke, Senin (3/11/2025).
Rieke menilai, keputusan MK atas uji materi Nomor 169/PUU-XXII/2024 bukan hanya sekadar penegasan politik hukum afirmatif, melainkan juga dorongan untuk memastikan kualitas peran perempuan di parlemen.
“Bukan hanya keterwakilan secara kuantitatif, tapi putusan MK ini juga penting dimaknai harus berimbas pada keterwakilan perempuan secara kualitatif,” ucapnya.
Mahkamah Konstitusi dalam putusannya menegaskan bahwa politik keterwakilan perempuan merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem demokrasi nasional.
Keputusan ini berkaitan dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) serta perubahannya pada tahun 2018. MK memberikan penegasan redaksional yang memperkuat tafsir konstitusional atas peran dan hak politik perempuan.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai keputusan MK yang menetapkan keterwakilan perempuan minimal 30 persen dalam Alat Kelengkapan Dewan (AKD) merupakan langkah maju dalam memperkuat kesetaraan gender di parlemen.
“Keputusan MK itu setidaknya memperkuat kesetaraan gender dalam politik nasional. Minimal kesetaraan gender di legislatif makin diperkuat,” ujar Jamiluddin.
Menurutnya, kebijakan tersebut memberi peluang lebih besar bagi legislator perempuan untuk terlibat dalam berbagai komisi, tidak hanya terbatas pada isu-isu sosial seperti kesehatan, pendidikan, atau ketenagakerjaan.
Dengan keterwakilan yang lebih inklusif, kualitas pengawasan dan legislasi diharapkan meningkat seiring keberagaman perspektif yang terwakili.
           
           
          
            
           
            
                            
                            
                            
                            
                            















































































                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    