Ikuti Kami

Rokhmin Dahuri: 3 Pilar Kunci Sukses Dunia-Akhirat Adalah Iman, Syariah, dan Ihsan

Rokhmin; Kalau kita menerapkannya dalam hidup sehari-hari, insya Allah kita akan selamat dan bahagia di dunia maupun akhirat.

Rokhmin Dahuri: 3 Pilar Kunci Sukses Dunia-Akhirat Adalah Iman, Syariah, dan Ihsan
Anggota Komisi IV DPR RI sekaligus Rektor Universitas UMMI Bogor Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI sekaligus Rektor Universitas UMMI Bogor Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS., menegaskan keberhasilan hidup manusia, baik secara individu maupun sebagai bangsa, terletak pada penerapan tiga pilar utama ajaran Islam: Iman, Syariah, dan Ihsan (Akhlak Mulia).

“Api Islam ada pada tiga pilar: iman, syariah, dan ihsan. Kalau kita menerapkannya dalam hidup sehari-hari, insya Allah kita akan selamat dan bahagia di dunia maupun akhirat,” kata Prof. Rokhmin dalam acara Ngaji Bareng Online yang digelar melalui Zoom Meeting, Minggu (27/7).

Dengan kalimat tersebut, Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan IPB University ini mengajak umat Islam menyatukan spiritualitas dengan solusi nyata dalam menghadapi tantangan zaman. 

Ia menegaskan bahwa kunci sukses dan kebahagiaan dunia-akhirat bukan terletak pada kekuasaan, teknologi, atau kelimpahan materi semata, melainkan pada penerapan tiga ilmu pokok ajaran Islam secara kaffah:

1. Iman (Ilmu Tauhid)
   Prof. Rokhmin menjelaskan bahwa keimanan sudah melekat dalam diri setiap manusia sejak lahir, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-A’raf: 172. Rukun iman menjadi fondasi spiritual yang tidak tergantikan.

2. Syariah (Ilmu Fiqih)
   Ia menekankan bahwa syariah mengatur seluruh aspek kehidupan, tidak hanya hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan, tetapi juga horizontal—dengan sesama manusia, diri sendiri, dan alam semesta (QS. Al-Maidah: 44–49).

3. Ihsan (Ilmu Tasawuf)
   Dimensi ini mencakup kemuliaan akhlak seperti kejujuran (shiddiq), amanah, kecerdasan (fathonah), kesabaran, rasa syukur, hingga keteguhan melawan kemaksiatan.

“Jika ketiga pilar itu kita aplikasikan, maka kita tidak hanya sukses duniawi, tapi juga dijauhkan dari siksa akhirat, dan menjadi penghuni surga (QS. Al-Imran: 133). Bahkan, Indonesia bisa menjadi Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur,” ujarnya.

Dalam sesi tersebut, Ketua Dewan Pakar GESID itu juga menyampaikan keprihatinannya atas berbagai krisis besar yang tengah melanda dunia dan Indonesia. 

Menurutnya, kemunduran moral, kerusakan lingkungan, hingga ketimpangan sosial hanya bisa diatasi dengan kembali kepada ajaran Islam yang menyeluruh.

“Semua itu hanya bisa diatasi jika umat kembali pada ajaran Islam yang kaffah,” tegasnya.

Prof. Rokhmin merinci sejumlah tantangan global yang tengah dihadapi:

* Pengangguran, kemiskinan, kelaparan, stunting, dan gizi buruk.
* Ketimpangan antara kelompok kaya dan miskin.
* Krisis ekologi global: pencemaran, kehilangan keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim ekstrem.
* Ketegangan geopolitik: perang Rusia-Ukraina, genosida Palestina, konflik Laut Tiongkok Selatan, dan lainnya.
* Perang dagang antara AS dan negara-negara lain.
* Meningkatnya kemaksiatan dan kriminalitas.
* Disrupsi teknologi akibat revolusi Industri 4.0, seperti AI, IoT, blockchain, bioteknologi, dan lainnya.

Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2001–2004, Prof. Rokhmin juga menyoroti dampak dari paradigma pembangunan berbasis kapitalisme sejak Revolusi Industri pertama pada 1750-an. Ia mengakui bahwa kapitalisme telah mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi yang luar biasa, namun gagal menjawab persoalan kemiskinan dan kelaparan secara menyeluruh.

“Namun, Kapitalisme telah gagal mengangkat warga dunia dari kemiskinan dan kelaparan. Sebelum pandemi Covid-19 pada Desember 2019, sekitar 1,3 miliar orang masih hidup dalam kemiskinan, dan 700 juta mengalami kelaparan,” tegasnya mengutip data World Bank (2020).

Prof. Rokhmin menutup refleksinya dengan seruan agar umat Islam tidak menjadikan Iman, Syariah, dan Ihsan sekadar wacana belaka, tetapi menjadikannya sebagai fondasi nyata dalam membentuk karakter unggul dan peradaban rahmatan lil ‘alamin.

Quote