Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S., menegaskan bantuan pangan harus diberikan kepada warga yang benar-benar membutuhkan, sekaligus diiringi upaya pemberdayaan ekonomi.
“Pertama, bantuan ini harus tepat sasaran kepada warga yang benar-benar tidak mampu. Kedua, lakukan pemberdayaan ekonomi warga dengan diberi bekal keterampilan. Harapannya, ada perbaikan ekonomi terhadap warga,” kata pakar kelautan ini.
Pernyataan tersebut disampaikan Prof. Rokhmin saat menyalurkan bantuan beras kepada 173 warga penerima manfaat di Desa Ujung Pendok Jaya, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Senin (11/8/2025). Setiap warga menerima 20 kg beras untuk program bantuan Juni–Juli 2025.
“Alhamdulillah kami menyalurkan bantuan beras diberikan kepada 173 orang warga penerima manfaat dan setiap penerima mendapat 20 kg beras, untuk program bantuan Juni-Juli 2025,” ucap Prof. Rokhmin Dahuri.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan kerja sama anggota Komisi IV DPR RI dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) serta Bulog.
“Bantuan ini lebih diutamakan untuk warga yang benar-benar tidak mampu, seperti jompo dan miskin ekstrim. Ini bentuk kepedulian pemerintahan di bawah pimpinan Presiden Prabowo,” ujar Prof. Rokhmin, yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kelautan dan Perikanan.
Ia juga menyoroti kondisi perekonomian petani di Indramayu yang masih memprihatinkan meski daerah tersebut menjadi lumbung padi Jawa Barat bahkan nasional.
“Indramayu itu lumbung padi tingkat Jawa Barat, bahkan nasional. Tapi, petaninya masih banyak yang miskin. Ini masalah yang harus dipikirkan bersama antara Pemerintah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat,” ucap Guru Besar IPB University ini.
Menurutnya, jumlah petani terlalu banyak dan tidak sebanding dengan luas lahan garapan.
“Idealnya petani itu punya lahan garapan 1,5 hektar sehingga pendapatannya bisa sekitar Rp 7,5 juta, ini sesuai hasil penelitian. Bagi petani yang lahan garapannya tidak ideal, bisa dialihkan ke industri pengolahan, manufacturing dan sektor lain,” pungkas Rektor Universitas UMMI Bogor ini.