Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI, Sadarestuwati, meminta BUMN Injourney Tourism Development Cooperation (ITDC) untuk memberikan pelatihan softskill berdagang bagi masyarakat lokal yang beraktivitas di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal ini disampaikannya dalam kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke wilayah tersebut, Kamis (19/5/2025).
"Kalau mereka tidak diedukasi akan membuat turis kurang nyaman. Karena ada pemaksaan-pemaksaan yang membuat orang tidak nyaman," kata Sadarestuwati, Jumat (20/6/2025).
Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan itu juga menyoroti keberadaan anak-anak di bawah umur yang ikut menjajakan dagangan di area wisata.
Ia menilai, kondisi ini memerlukan penanganan lintas sektor dan tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah pusat.
"Kita bersama-sama bukan hanya dari Pemerintah Pusat, BUMN, tapi juga Pemerintah Daerahnya harus ikut turun tangan terkait ini. Bagaimanapun Lombok bukan hanya destinasi wisata untuk local tourism, tapi global tourism," ucapnya.
Hal senada disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI lainnya, Imas Aan Ubudiah, yang juga mengalami langsung ketidaknyamanan akibat cara berdagang yang agresif dari pedagang lokal di kawasan Mandalika.
"Kita dikerubungi nawarin dagangan sampai ke mobil maksa untuk dibeli. Kita sudah beli pun mungkin itu tidak nyaman. Apalagi kalau turis-turis luar. Karena yang ada di benak kita ketika bicara Mandalika itu adalah kawasan prioritas. Otomatis itu menjadi PR buat semua yang hadir di sini termasuk Komisi VI," jelasnya.
Komisi VI DPR RI menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pengembangan KEK Mandalika, tidak hanya untuk kepentingan negara, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di sekitar kawasan wisata tersebut.
