Ikuti Kami

Said Serukan Semangat Gotong-royong dalam Gerakan Koperasi Nasional

Ajaran Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, yang menempatkan koperasi sebagai wujud nyata dari ekonomi Pancasila.

Said Serukan Semangat Gotong-royong dalam Gerakan Koperasi Nasional
Ketua Dewan Pengawas Dekopin (Dewan Koperasi Indonesia), MH Said Abdullah.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Dewan Pengawas Dekopin (Dewan Koperasi Indonesia), MH Said Abdullah, menyerukan kebangkitan kembali semangat gotong royong dalam gerakan koperasi nasional.

Dalam momentum Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) yang diperingati setiap 12 Juli, dia menegaskan bahwa koperasi bukan semata instrumen ekonomi, tapi merupakan gerakan sosial dan pendidikan rakyat yang berakar kuat dalam sejarah bangsa Indonesia.

“Sejak awal, koperasi hadir bukan sekadar wadah ekonomi, tapi juga sebagai gerakan sosial dan pendidikan rakyat,” ungkap Said Abdullah, Senin (14/7/2025).

Baca: Ganjar Ingatkan Presiden Prabowo Untuk Berhati-hati

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu mengingatkan kembali pada ajaran Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, yang menempatkan koperasi sebagai wujud nyata dari ekonomi Pancasila.

Dalam kerangka pemikiran Hatta, sebut Said, koperasi adalah milik rakyat, dibangun atas dasar kesetaraan, demokrasi ekonomi, dan semangat gotong royong untuk kesejahteraan bersama.

“Dr. Mohammad Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, menanamkan nilai bahwa koperasi adalah usaha milik rakyat dengan semangat kesetaraan, sarana pendidikan dan pengembangan diri, pilar pembangunan ekonomi inklusif, serta wujud nyata ekonomi Pancasila: gotong royong, demokratis, dan untuk kesejahteraan bersama,” bebernya.

Lebih lanjut, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur itu juga menyoroti berbagai tantangan yang masih menghambat kemajuan koperasi di Indonesia.

Salah satunya adalah minimnya kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, yang saat ini masih berada di bawah 1 persen. Angka ini jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain yang telah menjadikan koperasi sebagai pilar utama ekonomi nasional.

Selain itu, Said menyoroti dominasi koperasi dalam sektor usaha simpan pinjam yang belum diimbangi oleh keragaman sektor lain, seperti koperasi produksi, konsumsi, maupun jasa.

Hal ini membuat ruang gerak koperasi menjadi sempit dan belum mampu menjawab kebutuhan ekonomi rakyat secara komprehensif. “Dominasi usaha simpan pinjam belum diimbangi keragaman sektor,” tambahnya.

Tantangan lainnya yang tak kalah serius, sebut Said, adalah citra koperasi yang kerap tercoreng oleh sejumlah kasus penyalahgunaan manajemen dan pengelolaan yang tidak transparan di masa lalu.

Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029

Reputasi yang tercoreng ini, jelasnya, berdampak pada menurunnya kepercayaan publik terhadap koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat yang amanah dan profesional.

“Citra koperasi masih tercoreng oleh kasus-kasus masa lalu,” papar dia.

“Saatnya kita bangkitkan semangat gotong royong! Jadikan koperasi sebagai motor utama ekonomi rakyat—mandiri, profesional, dan dipercaya publik,” pungkas Said.

Quote