Ikuti Kami

Samuel Tegaskan Keragaman Motif Kerajinan Adalah Kekayaan Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan memang memiliki keragaman seni budaya, termasuk motif kerajinan seni yang dihasilkan.

Samuel Tegaskan Keragaman Motif Kerajinan Adalah Kekayaan Indonesia
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Samuel Wattimena.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Samuel Wattimena menilai bahwa keragaman motif yang dimiliki dalam berbagai kerajinan seni di masing-masing daerah merupakan kekayaan yang dimiliki Indonesia.

"Karena negara kita ini adalah kepulauan, bukan negara kontinental. Kelebihan kita adalah pada keragaman etnik," katanya, saat menghadiri Lomba Melukis Payung dan Kipas 2025, di Semarang, Minggu.

Menurut dia, Indonesia sebagai negara kepulauan memang memiliki keragaman seni budaya, termasuk motif kerajinan seni yang dihasilkan bergantung masing-masing daerah.

Baca: Ganjar Tegaskan Pemuda Harus Benar-benar Siap

"Maka, masalah tren warna ataupun motif jangan diberikan batasan seperti industri-industri besar di negara-negara luar," kata Samuel yang juga desainer tersebut.

Ia mengatakan bahwa industri besar biasanya mengatur tren dan warna karena berkaitan dengan keberlangsungan usaha mereka, tetapi kondisi di Indonesia berbeda.

"Jadi, menurut saya pribadi tidak boleh dibuat tren warna dan tren motif. Setiap elemen di setiap daerah, setiap etnik yang berbeda itu adalah titik-titik puncak dari karya-karya kreatif. Enggak boleh disamakan," katanya.

Berkaitan dengan lomba tersebut, ia mengapresiasi karena payung dan kipas bisa menjadi ikon untuk Indonesia sebagai negara tropis sehingga bisa dikembangkan di desa-desa wisata.

"Kita sebagai negara tropis butuh kipas, butuh payung. Apalagi, kalau kemudian dilanjutkan dipasarkan ke berbagai desa wisata. Akan ada begitu banyak ragam payung dan kipas yang punya identitas dari desa wisata masing-masing," katanya.

Sementara itu, Koordinator Penyelenggara Lomba Melukis Payung dan Kipas 2025 Teo Ruddy menjelaskan bahwa even tersebut diinisiasi oleh Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. 

"Karena ke depannya dari kipas dan patung ini bisa menumbuhkan ekonomi kreatif dan juga 'value' dari desa-desa wisata dan pariwisata di Kota Semarang," katanya.

Ia menyebutkan peserta lomba tersebut total berjumlah 400 orang, terbagi atas 200 peserta lomba lukis kipas dan 200 peserta lomba lukis payung dari berbagai rentang usia.

Baca: Ganjar Dukung Gubernur Luthfi Hidupkan Jogo Tonggo

"Untuk pesertanya kebetulan antusiasnya tinggi. Tidak ada batasan usia dan 'free'. Kalau untuk peralatan cat dan media mewarnai nya mereka bawa sendiri, tapi untuk kanvas payung dan kipasnya disediakan oleh pemerintah kota," katanya.

Tema yang diusung dalam lomba melukis kipas dan payung adalah "Warak Ngendog" yang merupakan ikon Kota Semarang, yang merupakan hewan mitologi akulturasi dari berbagai budaya.

"Penilaian (pemenang, red.) tentunya adalah keorisionalitasnya, kemudian kebersihan dan kesesuaian tema yangbmencakup tentang destinasi pariwisata Kota Semarang dan juga mitologi dari Kota Semarang, Warak Ngendog," pungkasnya.

Quote