Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel JD Wattimena, menekankan pentingnya data akurat dalam pengembangan desa wisata.
Menurutnya, aspirasi pembangunan tanpa basis data yang kuat sulit direalisasikan secara konkret. Dengan demikian, kolaborasi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan wakil rakyat menjadi kunci keberhasilan program.
Samuel JD Wattimena menyoroti potensi besar desa wisata yang belum sepenuhnya tergarap akibat minimnya pendataan.
Baca: Ganjar Ingatkan Anak Muda Harus Jadi Subjek Perubahan
“Saya memahami desa wisata di Kabupaten ini banyak sekali, tapi juga cukup banyak yang tidak mempunyai data akurat," jelas Samuel saat melakukan kunjungan ke Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Kamis(18/12).
Menurutnya, perhatian dan niat baik saja tidak cukup tanpa langkah nyata yang terencana. Penguatan basis data menjadi tahap awal untuk memastikan pengembangan desa wisata dilakukan secara terarah dan efektif.
Samuel menekankan pentingnya kolaborasi antara warga, pemerintah daerah, dan wakil rakyat.
“Aspirasi tanpa data yang jelas akan sulit direalisasikan. Tindakan nyata harus dilakukan bersama masyarakat agar program tidak berhenti pada wacana,” katanya.
Menanggapi hal itu, Camat Tuntang, Dhani Ardianto mengapresiasi kehadiran Samuel dan dukungan yang diberikan untuk pembangunan daerah. Menurutnya, sinergi antara pemerintah kecamatan dan wakil rakyat sangat dibutuhkan agar program pembangunan dapat berjalan efektif.
Baca: Ganjar Minta Dana Pemda yang Mengendap di Perbankan
“Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam program nyata yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Kecamatan Tuntang terbuka terhadap aspirasi dan bantuan yang dapat mendukung pembangunan daerah,” katanya.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah kecamatan dan wakil rakyat sangat dibutuhkan agar program pembangunan dapat berjalan efektif. Ia berharap dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam program nyata yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Isu penguatan data desa wisata ini disampaikan dalam perayaan Natal bersama di Tuntang, Kabupaten Semarang. Kegiatan diisi dengan doa bersama dan penyalaan tujuh lilin simbolik, serta dihadiri pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan.

















































































