Ikuti Kami

Sarifah Ainun Ingatkan: Hanya dari Sinyal 2G Data Dicuri, Uang Hilang!

KOMDIGI, operator seluler, dan aparat penegak hukum harus memperkuat pemantauan terhadap peredaran perangkat pemalsu jaringan.

Sarifah Ainun Ingatkan: Hanya dari Sinyal 2G Data Dicuri, Uang Hilang!
Anggota Komisi I DPR RI, Sarifah Ainun Jariyah.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI, Sarifah Ainun Jariyah, mengatakan Jaringan 2G yang masih aktif pada berbagai perangkat memberi peluang bagi pelaku untuk membuat sambungan tiruan melalui alat pemalsu sinyal.

Untuk itu, ia mendorong KOMDIGI, operator seluler, dan aparat penegak hukum memperkuat pemantauan terhadap peredaran perangkat pemalsu jaringan.

Serta, lanjutnya, menyempurnakan standar keamanan telekomunikasi nasional dengan peningkatan literasi sebagai langkah perlindungan aktivitas digital masyarakat.

"Kami berkomitmen mendorong kebijakan yang memastikan layanan komunikasi yang aman dan andal bagi seluruh warga melalui kolaborasi pemerintah, sektor telekomunikasi, dan masyarakat," ujarnya, dikutip Minggu (7/12). 

Diketahui, dalam beberapa waktu terakhir, muncul kembali peringatan dari Google yang meminta para pengguna ponsel agar mempertimbangkan untuk mematikan dukungan jaringan 2G.

Imbauan tersebut bukan tanpa alasan, belakangan ini terdapat peningkatan kasus penipuan digital yang memanfaatkan sinyal 2G untuk mengakses data pribadi hingga menguras informasi finansial korban.

Bagaimana Pelaku dapat Menjalankan Aksinya?

Menurut Sarifah, perangkat tersebut biasa dikenal sebagai SMS Blasters, False Base Stations, atau yang kadang disebut sebagai Stingrays.

Alat ini bekerja dengan menyamar sebagai pemancar sinyal seluler, sehingga ponsel di sekitar lokasi secara otomatis tersambung ke jaringan palsu itu tanpa disadari pemiliknya.

Begitu perangkat terhubung, pelaku dapat mengirimkan SMS phishing langsung ke korban, melewati filter keamanan operator, dan menyamarkan aktivitas mereka seolah-olah berasa dari jaringan resmi.

Mengapa 2G Jadi Incaran Utama?

Jaringan 2G memiliki tingkat keamanan yang lebih lemah dibandingkan generasi jaringan saat ini. 
Akibatnya, pelaku dapat memaksa ponsel pengguna turun ke jaringan 2G, meniru sinyal 2G tersebut, lalu menangkap koneksi korban ke jaringan palsu itu.

Yang mengkhawatirkan, perangkat pemalsu sinyal ini mudah dibawa dan mudah dioperasikan. Bahkan ada pelaku yang menyimpannya di dalam tas atau ransel, membuat aksinya sulit terdeteksi.

"Selama ponsel masih mendukung jaringan 2G, potensi risiko tetap ada. Untuk mengurangi celah tersebut, langkah paling sederhana adalah menonaktifkan jaringan 2G secara manual pada pengaturan ponsel," pungkasnya.

Quote