Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Sarifah Ainun Jariyah mencatat ancaman kejahatan digital pada 2025 meningkat tajam, baik dari sisi penipuan perbankan maupun serangan terhadap infrastruktur digital.
Sementara, lanjutnya, Indonesia berada di posisi teratas sebagai sumber serangan global.
"Dengan lonjakan aktivitas lebih dari 31.900% dalam lima tahun terakhir," ungkapnya, dikutip Senin (15/12).
Di saat yang sama, menurut Sarifah, OJK menemukan lebih dari 340 tautan impersonation.
"Hal itu menegaskan bahwa ancaman terhadap pengguna digital semakin terorganisir," tandasnya.
Sarifah menjabarkan sepanjang November 2024–Oktober 2025, OJK mencatat 53.928 kasus penipuan belanja daring dengan kerugian Rp988 miliar, 31.298 kasus fake call dengan kerugian Rp1,31 triliun.
"Dan 19.850 penipuan investasi dengan kerugian Rp1,09 triliun," ia mencatat.
Ia menambahkan aduan konsumen melalui APPK juga meningkat, mencapai 43.101 laporan per Oktober 2025.
"Dengan Fintech dan Perbankan sebagai sektor paling banyak diadukan," ujarnya.
"Data ini menegaskan perlunya penguatan keamanan siber, peningkatan regulasi, serta literasi digital yang berkelanjutan agar masyarakat terlindungi dari risiko yang semakin kompleks," pungkasnya.

















































































