Ikuti Kami

SE  Menteri PAN, Momentum Untuk 'Sikat' ASN Radikal!  

Keberadaan mereka itu jika dibiarkan akan menjadi 'duri dalam daging'.

SE  Menteri PAN, Momentum Untuk 'Sikat' ASN Radikal!  
Mantan Kadiv Humas Mabes Polri Anton Charliyan

Jakarta, Gesuri.id - Mantan Kadiv Humas Polri Anton Charliyan menyoroti ditemukannya  aliran dana dari rekening Aparatur Sipil Negara (ASN) ke organisasi-organisasi terlarang seperti Jamaah Islamiah (JI), HTI, FPI, Ikhwanul Muslimin, JAD (Jamaah Ansharut Daulah), Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) dan sebagainya. 

Aliran dana itu ditemukan berdasarkan penelusuran PPATK, dan disampaikan ke publik oleh  Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) Cahyo Kumolo pada Acara Peresmian Mai Pelayanan Publik Rabu, 10 Februari 2021. 

"Hal ini jelas mengindikasikan bahwa Negara sudah tersusupi oleh orang-orang yang berfaham intoleran dan radikalisme. Situasi ini menurut saya bukan hal yang sepele, tapi harus ada tindak lanjut yang tegas dan serius," tegas Anton. 

Karena, lanjut Anton, keberadaan mereka itu jika dibiarkan akan menjadi 'duri dalam daging'. Mereka, tegas mantan Kapolda Jabar itu, adalah pengkhianat bangsa karena berpihak pada ormas-ormas terlarang yang sudah dibubarkan.

Baca: ASN Terlibat Kegiatan Radikalisme, Tjahjo: Pecat!

Mereka, sambung Anton, bisa dikatakan pengkhianat bangsa karena  disamping bersikap radikal dan Intoleran, mereka juga tidak mengakui, bahkan menolak  Pancasila , UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. 

"Tujuan mereka hanya satu, yakni mendirikan Negara berdasarkan agama dengan konsep Khilafah. Lalu sebutan apa lagi yang lebih tepat kalau bukan 'Pengkhianat Bangsa',  jika dalam jiwa dan pikiran mereka saja ada ideologi atau sistem Negara  yang menolak NKRI! Dan faham tersebut sudah berakar kuat dalam diri , pikiran dan  jiwa mereka sebagai sebuah ideologi yang tidak hanya sekedar ideologi , tapi sudah diikat kuat dengan keyakinan aqidah agama," ujar Anton. 

Sehingga, sambung Anton,  sifat mereka telah mengkristal kearah fanatik. Dan sifat-sifat seperti ini sangat sulit untuk bisa disadarkan dan diluruskan. 

Jika dilakukan upaya pelurusan pikiran pun, diperlukan sebuah penanganan yang sangat khusus. Untuk itu, ujar Anton, Negara jangan ragu lagi untuk menindak dan mengeluarkan mereka dari semua instansi atau lembaga milik negara, sesuai SE Bersama Menteri PAN dengan BKN ( Badan Kepegawaian Negara ) pada tanggal 25 Februari 2021. 

"Dan SE ini harus ada action plan yang jelas dan terukur, jangan hanya 'hangat-hangat tahi ayam'. Kami ingatkan, situasi dan kondisi seperti ini jangan dianggap main-main. Karena sudah menyangkut keselamatan bangsa dan Negara, serta keselamatan masa depan NKRI," tegas Anton. 

Sebab, ujar Anton, kalau lengah sedikit saja mereka akan terus berusaha menggerogoti dan melemahkan Negara dengan segala cara dan dari berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Dalam kehidupan beragama, misalnya,  muncul kelompok-kelompok fanatik seperti  Takfiri , Khilafah yang  intoleran dan seterusnya. Lalu dalam aspek budaya  muncul gerakan model King of the King, Sunda Empire dan lain sebagainya yang ingin membentuk sistem sendiri. 

Lalu, lanjut Anton, dalam aspek ekonomi muncul Pasar Muamalah Depok  dengan mata uang selain rupiah. Dan di lingkungan sosial, muncul  pengajian-pengajian atau kelompok-kelompok ekslusif.

"Dan dibidang politik, muncul partai yang merasa paling benar dan Agamis. Penyusupan-penyusupan ini juga menerapkan sistem sel, dan ini sudah berlangsung di dalam tubuh Negara kita," ujar Anton

Baca: ASN Agar Tak Terlibat Radikalisme, Ini Saran Basarah

Selanjutnya, sambung Anton, momen pembubaran FPI yang kemudian ditindak lanjuti dengan pengesahan SE bersama ini diharapkan mampu memberangus Radikalisme sampai ke akar-akarnya. 

Maka, lanjut Anton,  perlu dibentuk tim khusus yang berisi orang-orang yang khusus pula, yang  setia dan militan baik ideologi maupun jiwa nasionalismenya. Tim ini juga harus punya semangat juang yang tidak kenal menyerah. 

"Karena kalau hanya diisi oleh orang-orang sembarangan, misi besar ini tak mungkin bisa berjalan,  apalagi berhasil. Bukan kami pesimis, tapi  karena yang kita perangi kali ini adalah sebuah ideolgi yang sudah sangat berakar kuat, yang punya sifat fanatisme yang sangat tinggi pula dan diisi oleh orang-orang yang militansinya sangat teruji," tegas Anton. 

Sehingga, ujar Anton, Ideologi itu harus dilawan dengan tim spesial  yang punya spirit , ideologi, kemampuan dan semangat yang luar biasa. 

"Sekali lagi,  SE bersama ini diharapkan bisa berjalan dengan efektif dan bisa menjadi momentum bagi Negara untuk betul-betul bisa bersih-bersih diri dari faham intoleran, radikal dan faham-faham yang anti Pancasila secara tuntas sampai ke akar-akarnya," tegasnya. 

Quote