Jakarta, Gesuri.id - Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Selly Andriany Gantina mengusulkan agar Badan Penyelenggara (BP) Haji membentuk badan pendidikan dan latihan (diklat) bagi petugas haji agar mampu optimal melayani jamaah haji.
Menurut Selly pelatihan itu bernilai penting dilakukan oleh BP Haji sebagai penyelenggara Haji 2026 mendatang sebagai bentuk evaluasi ataupun upaya memperbaiki kualitas petugas haji yang di 2025 belum optimal.
Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar
"Ini catatan yang sangat fatal, apalagi nanti di tahun 2026, penyelenggara haji akan dialihkan ke Badan Penyelenggara Haji. Maka ke depan, harus ada standar pelayanan minimum yang lebih ketat dan profesional,” kata dia.
Lebih lanjut, Selly menyampaikan berdasarkan pengawasannya, ditemukan sejumlah petugas haji yang tidak menjalankan tugas secara maksimal selama penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 ini.
“Terlihat di lapangan, banyak petugas yang menjalankan tugas hanya sebagai aji mumpung. Mereka ke Saudi untuk berhaji, bukan fokus melayani jemaah. Padahal, tugas mereka sangat penting,” ujar dia.
Selly memandang penyebab masalah itu di antaranya adalah pelatihan petugas yang belum cukup memadai.
Menurutnya, banyak dari petugas haji hanya mengikuti diklat singkat selama tiga hingga lima hari, tanpa pendalaman lapangan. Bahkan, ia menyoroti fakta bahwa beberapa petugas justru tiba di Arab Saudi setelah jamaah lebih dulu tiba.
Ia juga menilai, tidak semua petugas memiliki kemampuan dasar yang semestinya dimiliki, seperti bahasa Arab, pemahaman teknis tugas di lapangan, serta disiplin waktu dan lokasi.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
Selly bahkan mendorong ke depan adanya penggunaan teknologi geo-tagging dan aplikasi pelaporan berkala agar kinerja petugas bisa terpantau secara real-time.
Selly lalu menekankan bahwa kualitas petugas haji akan berdampak langsung terhadap keselamatan dan kenyamanan jamaah.
“Kalau tahun ini angka kematian jamaah lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, maka itu menjadi bukti kegagalan penyelenggaraan haji," ujarnya.