Ikuti Kami

Sihar Laksanakan Reses Daring Dengan Dua Pemda

Yakni dengan Pemerintah Kotamadya (Pemkot) Gunung Sitoli dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nias.

Sihar Laksanakan Reses Daring Dengan Dua Pemda
Anggota Komisi XI DPR RI, Sihar P. H. Sitorus.

Gunung Sitoli, Gesuri.id - Anggota Komisi XI DPR RI, Sihar P. H. Sitorus melaksanakan Reses Perseorangan di Masa Sidang I Tahun Sidang 2020-2021 di Kepulauan Nias. Pada hari pertama, Senin (19/10) di waktu yang berbeda, Sihar mengadakan reses secara daring dengan Pemerintah Kotamadya (Pemkot) Gunung Sitoli pukul 10.00 s/d 12.00 Wib, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nias pukul 14.00 s/d 16.00 Wib.

Dengan Pemerintah Kotamadya Gunung Sitoli, Sihar Sitorus, disambut hangat oleh Pjs Walikota Gunung Sitoli,  Abdul Haris Lubis, Jumat 25 Agustus 2020 dilantik Gubsu Edy Rahmayadi menggantikan Wali kota definitif yang cuti selama masa kampanye Pilkada serentak 2020. Abdul Haris sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan Pemprov Sumut.

Dalam pemaparannya Pjs Walikota Gusit Abdul Haris memaparkan kondisi umum terkait Gunung Sitoli dan secara khusus di masa pandemi COVID-19 saat ini. 

Baca: Secara Virtual, Sihar Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan

"Jujur saja pak, di masa pandemi ini, masyarakat kepulauan Nias terkhusus masyarakat Gunung Sitoli cukup terpukul dari segi ekonomi akibat COVID-19, apalagi pada sektor pariwisata," ujar Abdul.

Pjs Walikota Gunung Sitoli,  Abdul Haris menyampaikan aspirasinya kepada Sihar Sitorus lewat reses daring anggota DPR RI Sihar Sitorus. 

Abdul juga menambahkan, sebagai salah satu wilayah yang mengandalkan pariwisata sebagai tulang punggung kehidupan, pemerintah pusat diharapkan dapat memperhatikan Kepulauan Nias dari segi infrastruktur, terutama bandar udara Binaka. Abdul juga menambahkan bahwa dirinya berharap, sejalan dengan ditetapkannya Danau Toba sebagai objek wisata prioritas oleh pemerintah pusat, hal ini diharapkan juga terjadi pada Kepulauan Nias.

"Mengingat Danau Toba sudah dijadikan objek wisata prioritas, hendaknya Kepulauan Nias juga dilakukan hal yang sama. Sehingga sejalan ketika wisatawan mengunjungi Sumatera Utara tidak hanya ke Danau Toba, tetapi juga ke Kepulauan Nias," jelas Abdul.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sabar Harianja, menambahkan, bahwa sejak mewabahnya Virus Kolera Babi setahun belakangan ini di Kepulauan Nias, khususnya di kota Gunung Sitoli, terjadi kenaikan angka kematian ternak babi yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian masyarakat.

"Hal ini menyebabkan terjadinya inflasi ekonomi di sini, mengingat sebagian besar masyarakat Nias menggantungkan hidupnya dari ternak babi, sekarang harga daging babi di sini sebesar Rp120.000/kg dari Rp60.000/kg," ujar Sabar.

Sabar berharap pemerintah pusat dapat memfasilitasi Instalasi Karantina Pertanian untuk  dijadikan lokasi penelitian ternak babi yang didatangkan dari luar Kepulauan Nias. Dengan begitu, ternak babi yang sehat dapat didistribusikan ke masyarakat luas.

Di lokasi berbeda, pemilik usaha Warung Makan Pa Sisca yang menjual makanan khas Nias, terutama olahan daging babi mengeluhkan hal yang sama. Dirinya mengatakan, daging babi merupakan faktor penting dalam adat istiadat suku Nias.

Baca: Sihar Kritisi Penanganan Pandemi Covid-19 di Sumut

"Karena sekarang mahal, banyak yang ganti daging babi di acara adat menjadi ayam dan telur. Dikhawatirkan lama kelamaan, ciri khas adat masyarakat Nias malah hilang," ujar Sisca.

Menanggapi hal ini, Sihar mengatakan akan membawa permasalahan ini untuk dibahas lintas komisi agar mendapatkan penanganan yang tepat. Sihar juga meminta data-data yang lengkap terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di Gunung Sitoli.

Dalam paparannya, Politisi PDI Perjuangan itu memohon maaf acara reses di Kepulauan Nias baru terjadi setelah hampir setahun dilantik menjadi anggota DPR. 

"Ini semua karena jadwal reses yang sedikit, sementara daerah pemilihan (dapil) Sumut 2 meliputi 19 kabupaten/kota. Sehingga harus bergiliran pengaturan jadwal resesnya," ujar Sihar.

Quote