Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi XII DPR RI, Sigit Karyawan Yunianto (SKY) komitmen terus mendorong ketahanan energi nasional.
Penegasan ini disampaikan SKY dalam agenda kunjungan kerja spesifiknya ke Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Selasa (30/9).
Salah satu fokus utama adalah meninjau langsung kesiapan proyek strategis nasional Banggai Ammonia Plant (BAP) yang digadang-gadang menjadi pionir amonia hijau di Indonesia.
Baca: Ganjar Pranowo Ungkap Masyarakat Takut dengan Pajak
Sigit menyebutkan, kekayaan gas alam yang dimiliki Banggai merupakan potensi besar yang dapat mengubah wajah perekonomian daerah, asalkan dikelola dengan baik. Ia menekankan bahwa pembangunan BAP tidak boleh semata-mata dinilai dari sisi investasi, melainkan juga dari dampak sosial dan lingkungan.
“Ribuan lapangan kerja bisa tercipta dari sini, dan itu harus diprioritaskan untuk masyarakat lokal. Kita ingin energi menjadi kekuatan sekaligus jalan bagi kesejahteraan,” ungkap Sigit.
Ia juga menyoroti komitmen pemerintah dalam memperluas akses energi hingga ke daerah pelosok serta memperkuat transisi menuju energi terbarukan. Menurutnya, keberhasilan pengembangan proyek seperti BAP akan menjadi tolok ukur seberapa jauh Indonesia mampu menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi dan kelestarian alam.
Kegiatan Komisi XII DPR RI yang berlangsung sejak 29 September hingga 1 Oktober 2025 ini menjadi wadah penting untuk memastikan setiap agenda pembangunan energi benar-benar menyentuh kepentingan rakyat.
Baca: Ganjar Tegaskan PDI Perjuangan Sebagai Penyeimbang Pemerintah
“Potensi gas alam Banggai jangan sampai hanya menjadi wacana. BAP harus jadi bukti bahwa investasi sektor ESDM bisa berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan,” tegas Sigit.
Ia menambahkan, jika kunjungan kali ini bukan sekadar agenda formal, melainkan langkah konkret DPR untuk memastikan keberadaan Banggai Ammonia Plant benar-benar membawa manfaat nyata.
“Kita ingin BAP berdiri sebagai simbol kemandirian energi nasional, sekaligus memberi dampak positif bagi rakyat Banggai dan Indonesia pada umumnya,” tutup Sigit.
