Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Sumut Sorta Ertaty Siahaan menyerukan angan kanannya terangkat memberi Salam Pancasila, bukan semata simbol politik, melainkan ikrar keibuan untuk menjaga danau yang menjadi jantung Tanah Batak.
“Kalau kita sungguh menghayati Pancasila, kita tak akan tega melukai danau ini,” ucapnya.
Baca: Ganjar Dukung Gubernur Luthfi Hidupkan Jogo Tonggo
Bagi Sorta, Pancasila bukan sekadar pasal konstitusi, tetapi ruh yang menuntun masyarakat Batak menata ruang hidupnya.
Ia menyinggung kearifan adat yang menempatkan alam sebagai bagian keluarga.
Dalam setiap upacara, air dan pohon dihadirkan sebagai simbol kesuburan.
“Itu ajaran leluhur kita. Menjaga danau sama dengan menjaga martabat marga,” katanya, mengingatkan bahwa sejak 2020 UNESCO menetapkan Kaldera Toba sebagai Global Geopark sebuah predikat yang baginya bukan mahkota di rak, melainkan tugas moral yang harus diwariskan.
Sorta menekankan bahwa nilai persatuan dan gotong royong Pancasila hanya bermakna bila diwujudkan menolak pembukaan lahan sembarangan, mengurangi sampah, dan berani bersuara dalam musyawarah desa.
“Gotong royong bukan sekadar slogan. Itu darah Batak,” ujarnya.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
Forum yang digelar di Hotel Grand Dainang, Pangururan ini, menghadirkan beragam tokoh, dari anggota DPR RI Rapidin Simbolon hingga Direktur Evaluasi BPIP Elfrida Siregar dan aktivis muda Edison V Naibaho.
Namun sorotan tak lepas dari Sorta seorang ibu sekaligus wakil rakyat yang menautkan cinta Pancasila, adat Batak, dan tanggung jawab ekologis dalam satu napas.

















































































