Ikuti Kami

Yasonna: Ada Pihak yang Ingin Gagalkan Pelantikan Presiden

Yasonna mengatakan indikasi tersebut juga tampak saat aksi damai yang digelar mahasiswa dari beberapa universitas pasa Selasa (24/9).

Yasonna: Ada Pihak yang Ingin Gagalkan Pelantikan Presiden
Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly. Foto: Gesuri.id/ Elva Nurrul Prastiwi.

Jakarta, Gesuri.id - Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly membenarkan ada sekelompak orang yang mencoba mengacaukan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo, terlebih jelang pelantikan.

Yasonna mengatakan indikasi tersebut juga tampak saat aksi damai yang digelar mahasiswa dari beberapa universitas pasa Selasa (24/9).

Baca: Demonstrasi Mahasiswa Jangan Ditunggangi Barisan Sakit Hati

""Setelah kita teliti, rupaya ada gerakan sistem, gerakan tambahan. Ada itu kemarin. Setelah kita tunjukan ada. Kalian tahu. Barang sudah viral kan.Saya tanya, kalau sampai merusak membakar mobil orang. Emang begitu caranya," kata Yasonna di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Rabu (25/9).

Namun, saat kembali ditegaskan kembali mengenai adanya gerakan yang ingin mengacau, Yasonna justru melemparkan bola kepada Menteri Koordinasi Politik, Hukum, dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto. 

"Tanya, tanya Menko Polhukam. Itu bukan otoritas (saya). Tapi saya tahu, kami rapatkan," ungkap Yasonna. 

Dia pun menuturkan, ini bukan asal bicara. Meskipun, dirinya kembali menyerahkan kepada Wiranto untuk menjelaskan. 

"Adalah. Kita enggak asbun kok. Adalah. Enggak usah kita persoalkan. Ada, tanya Pak Menko," tukasnya.

Sementar Wakil Ketua DPR RI, Utut Adianto memilih untuk tidak mengomentari hal tersebut. Menurutnya, dia tidak bicara diluar kapasitasnya.

“Kalau saya bicara, nanti menuduh. Kalau nanti yang bertugas. Kalau ini yang jawab, tanyanya teman-teman intelijen. Saya enggak punya alat ukur apapun. Saya enggak bicara tanpa ada fakta. Tanyanya ke Pak Budi Gunawan," pungkasnya. 

Baca: Aksi Demonstrasi Mahasiswa Penuh Dengan 'Penumpang Gelap'

Sebelumnya, Wiranto menyadari akan menghangatnya suasana politik nasional. Dia menegaskan, situasi akan berjalan aman dan kondusif.

Namun, dia memberi sinyal ada pihak-pihak yang ingin mengacaukan. Sehingga dirinya meminta jangan ada yang terpancing.

"Kalau ditanya aman apa tidak? Ya InsyaAllah terjaga. Karena itu, proses yang sudah melalui jalan panjang. Rakyat sudah mengakui. Kita harus konsisten. Jangan mudah terpancing oleh pihak-pihak tertentu yang ingin mengacaukan," kata Wiranto di kantornya, Jakarta, Selasa (24/9).

Dia menjelaskan, bahwa demokrasi Indonesia melalui kontestasi Pemilu kemarin sudah dijalankan dengan baik. Bahkan semua proses hukum sudah selesai diperkarakan melalui Mahkamah Konstitusi.

"Artinya, proses hukum tertinggi di Indonesia sudah memutuskan siapa pemenang dari proses Pemilu, Pilpres yang dimenangkan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin. Kewajiban kita semua untuk menjaga proses ini sampai ujung, yakni pelantikan Presiden dan DPR," ungkap Wiranto.

Karena itu, dia meminta jangan ada pihak-pihak yang diduga akan mengacaukan proses itu. Menurutnya, ini jangan mengacaukan proses demokrasi di Indonesia.

"Membuat onar, membangun opini-opini, mendelegitimasi pemerintah yang ujung-ujungnya, diduga mengacaukan proses pelantikan DPR dan Presiden," tutur Wiranto.

Baca: Demonstrasi Marak, Jangan Ada Yang Menentang Pancasila!

Senada, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, ada pihak ketiga yang memproduksi hoaks, dengan memanfaatkan situasi Papua dan aksi di DPR saat ini.

Dia meminta, masyarakat tetap tenang. Dan tak mudah terprovokasi.

"Tolong jangan mudah terpengaruh. Dinamika seperti ini, baik di Papua maupun di berkaitan dengan masalah DPR ada pihak ketiga untuk main hoaks-hoaksan," kata Tito.

Quote