Ikuti Kami

Ahok Kritik Hilirisasi Jokowi: China Saja Sudah Tinggalkan Nikel

Ahok: China sebagai produsen dan pasar kendaraan listrik terbesar dunia, sudah mulai meninggakan nikel.

Ahok Kritik Hilirisasi Jokowi: China Saja Sudah Tinggalkan Nikel
Ilustrasi. Ahok dan Jokowi.

Jakarta, Gesuri.id - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahja Purnama alias Ahok mengritik program hilirisasi nikel yang begitu dibanggakan Presiden Jokowi. Saat ini, nikel semakin ditinggalkan negara-negara industri, termasuk China.

China, kata Ahok, sebagai produsen dan pasar kendaraan listrik terbesar dunia, sudah mulai meninggakan nikel. Pun demikian Tesla, pabrikan mobil setrum kondang asal AS.

"Saya kira salah satu masa depan itu adalah hidrogen. Kita bukan kritik soal kendaraan listrik, sekarang Tesla, China sudah tinggalkan (baterai) berbasiskan nikel," kata Ahok, dikutip Sabtu (20/1/2024).

Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar, kata Ahok, sudah dikembangkan Pertamina. Pada Rabu (17/1/2024), Pertamina meresmikan operasional stasiun pengisian bahan bakar hidrogen (SPBH). Di mana, SPBH dikembangkan lewat kolaborasi dengan Toyota.

"Artinya apa? Anda harus lakukan investasi yang untuk masuknya itu tinggi, entry barrier-nya tinggi, baru pemain yang lain mau ikut. Repot. Saya kira Pertamina dalam hal ini akan jadi leading," lanjut Ahok.

Ia mencontohkan, perusahaan minyak dan gas (migas) Malaysia, Petronas yang bekerja sama dengan negara bagian Sarawak. Dalam kerja sama itu, semua bus di Serawak menggunakan bahan bakar hidrogen.

"Mungkin minggu depan saya mau ketemu orang Petronas, dia kerja sama dengan Negara Bagian Sarawak semua busnya pakai hidrogen. Itu semua Petronas yang lakukan, saya mau dengar dari mereka kenapa Anda berani? Kenapa kita tidak berani? Mulai dulu di Pertamina," beber mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Sebelumnya co-captain Timnas AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar), Thomas Lembong mengatakan, harga nikel global sudah turun 30 persen dalam setahun terakhir.

Ia meneruskan, stok nikel di dunia mengalami surplus yang terbesar sepanjang sejarah karena kebijakan Indonesia.

"Jadi dengan begitu gencarnya dibangun smelter di Indonesia, kita membanjiri dunia dengan nikel. Harga jatuh, terjadi kondisi oversupply," beber Tom Lembong, sapaan akrabnya.

Mantan mendag di periode pertama Jokowi ini, mengatakan, sikap rezim Jokowi yang konfrontatif terhadap negara lain soal nikel, membuat kepercayaan pada Indonesia turun. Alhasil, para produsen mobil listrik kini beralih ke baterai yang tidak menggunakan nikel.

Ia mencontohkan pabrik Tesla di China, yang kini memilih baterai lithium iron phosphate yang tidak menggunakan nikel sebagai baterai mobil-mobilnya.

"Jadi 100 persen dari semua mobil Tesla yang dibuat di Tiongkok menggunakan baterai yang mengandung 0 persen nikel, dan 0 persen kobalt," lanjut Thomas. Sumber

Quote