Ikuti Kami

Alumni PL Bawa Sapu Untuk Bersih-Bersih Korupsi dan Hoax

Jokowi: Sapu itu untuk membersihkan korupsi dan hoax.

Alumni PL Bawa Sapu Untuk Bersih-Bersih Korupsi dan Hoax
Capres Nomor Urut 01, Joko Widodo dapat dukungan Alumni SMA Pangudi Luhur.

Tangerang, Gesuri.id - Ada yang menarik perhatian saat kampanye terbuka pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Tangerang, Banten, Minggu (7/4). Pasalnya, saat Jokowi tengah berorasi pandangan matanya melihat ada sekelompok pendukungnya yang membawa sapu.

Baca: Relawan Jokowi-Ma'ruf Gelar Acara di 8 Negara Bagian di AS

Adapun mereka yang membawa sapu adalah alumni SMA Pangudi Luhur (PL) yang beberapa waktu lalu mendeklarasikan dukungnya kepada paslon 01. Oleh Jokowi, sapu itu dia artikan untuk membersihkan korupsi dan hoax.

"Alumni PL pada bawa sapu untuk bersihkan hoax. Hasutan, korupsi. Inilah simbolnya sapu. Harus bersih," ujar Jokowi.

Dia lantas mengingatkan para pendukungnya, untuk berhati-hati dengan maraknya hoax menjelang hari pencoblosan yang tersisa 10 hari lagi. "Sekali lagi, tanggal 17 (April) tinggal 10 hari lagi, hati-hati, jangan sampai kita terkena hoax dan hasutan," ucapnya.

Jokowi lantas menyinggung beberapa haox dan fitnah yang menimpa paslon 01 seperti pelarangan suara adzan hingga melegalkan perkawinan sesama jenis.

"Ada yang menyampaikan Nanti kalau Jokowi kiai Ma'ruf menang pendidikan agama akan dihapus, bohong. Nanti kalau Jokowi kiai haji Ma'ruf Amin menang azan akan dilarang. Pak Kiai Haji Maruf amin adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia," tambahnya. 

Baca: Di Lampung, PDI Perjuangan Optimistis Jokowi Raih 65 Persen

Lebih lanjut, capres petahana ini menegaskan jika pesta demokrasi harus diisi oleh hal-hal yang menggembirakan, jangan sampai merusak persaudaraan.

"Pesta demokrasi harus diisi dengan kerukunan. Dengan persaudaraan, kita jaga persatuan kesatuan. Kita semua yang ikut kontestasi saudara sebangsa setanah air. Siapa setuju Kita terus jaga kerukunan, persatuan. Jangan sampai kita jadi gak bersaudara. Hilang. Nggak boleh. Karena hakikat kegembiraan dalam rangka memilih pemimpin," imbuhnya.

Quote