Ikuti Kami

Andreas Hugo: Duet Prabowo-Gibran Adalah Perkawinan Paksa

Andreas sapaanya mengaku setuju dengan ketakutan eks Komisaris Utama PT Pertamina Persero tersebut.

Andreas Hugo: Duet Prabowo-Gibran Adalah Perkawinan Paksa
Politikus senior PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira

Jakarta, Gesuri.id - Politikus senior PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengamini pengakuan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang takut Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditipu capres nomor urut 2 Prabowo Subianto. 

Andreas sapaanya mengaku setuju dengan ketakutan eks Komisaris Utama PT Pertamina Persero tersebut.

“Mungkin apa yang dirasakan Ahok betul,” kata Andreas, Sabtu (10/2/2024).

Meski demikian, Andreas melihat, hal yang jauh lebih parah dari ketakutan Ahok tersebut. Andreas memandang, Jokowi melalui putranya Gibran Rakabuming Raka dan Prabowo adalah perkawinan orang yang sudah lama incar kursi kekuasaan dan ingin terus berkuasa.

“Tetapi kalau saya melihat sebenarnya antara Jokowi melalui Gibran dan Prabowo ini adalah perkawinan antara orang yang sudah lama mengincar kursi kekuasaan dan orang yang masih terus ingin berkuasa,” beber Andreas.

Andres mengingatkan, sudah menjadi rahasia umum Jokowi berupaya melalui kepanjangan tangannya diberbagai institusi ingin merubah periodisasi presiden menjadi tiga periode.

“Dengan alasan tugas menjalankan misi IKN belum tuntas,” ungkap Andreas.

Andreas meminta masyarakat juga tidak melupakan upaya Jokowi menambah masa jabatan presiden 2-3 tahun dengan alasan hilangnya periode kepresidenan akibat pandemi COVID-19.

“Sehingga perlu ada kompensasi untuk menyelesaikan tugas mewujudkan IKN,” ungkap Andreas.

Andreas menambahkan, kegagalan kedua upaya Jokowi untuk terus memperpanjang kekuasaan itulah pada akhirnya yang membuat dirinya memasangkan putranya dengan Prabowo Subianto. Proses pemasangan Prabowo dengan Gibran sendiri meninggalkan pelanggaran etika.

“Sehingga menurut saya ini adalah kawin paksa yang mempertemukan antara orang yang mengincar kursi kepresidenan, karena fakta Prabowo sejak 2004 sampai dengan 2019 selalu gagal pada kontestasi pilpres,” pungkas Andreas. Sumber

Quote