Ikuti Kami

Blusukan di Meruya, Iis Sugianto Kagum Taman RW06 

Semangat gotong royong komunitas warga RW 06 di Meruya Utara dalam melestarikan alam patut ditiru.

Blusukan di Meruya, Iis Sugianto Kagum Taman RW06 
Caleg DPR RI PDI Perjuangan Dapil DKI 3 nomor urut 6, Iis Sugianto, saat blusukan ke Taman RW06 Green Residence Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, baru-baru ini. (Foto: Dok. Iis Sugianto)

Jakarta, Gesuri.id - Menapaki sebuah taman di RW 06 Meruya Utara Jakarta Utara, seolah tak hentinya membuat decak kagum Politikus srikandi banteng ini. "Komunitas di sini keren banget... satu RW punya komunitas yang keren banget yang bisa ditiru," ujar Caleg DRP RI PDI Perjuangan Dapil DKI 3, Iis Sugianto saat blusukan ke Meruya Utara, baru-baru ini. 

Baca: Kartu Sakti Jokowi Sejalan dengan Visi Kampung Cemara

Iis mengungkapkan dirinya begitu terpana dan ikut tenggelam dalam semangat gotong royong dari warga RW 06 Green Residence Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat tersebut. Khususnya saat menyulap taman biasa menjadi sebuah taman yang hidup, penuh dengan kreasi dan bermanfaat bagi orang banyak.

"Itu yang aku impikan, komunitas seperti itu yang sangat baik banget, saling bantu dan gotong royong. Sekaligus bisa melestarikan alam. Ini patut ditiru sebab sesuatu yang menarik tentunya bisa ditiru," ujar Caleg dengan nomor urut 6 itu. 

Iis mencontohkan komunitas tersebut memproduksi biogas yang sumber energinya berasal dari sampah warga. Teknologi pemrosesannya diperoleh dari salah satu warga RW yang pernah tinggal di Jerman. Kemudian, lanjutnya, teknologi tersebut diaplikasikan ke wilayah tempat tinggalnya saat ini. 

"Yang penting kita bisa memanfaatkan sampah. Dari sampah organik dan anorganik diolah, yang organik bisa menghasilkan gas. Dia bikin di lapangan, ada tempat juga untuk mencuci tangan," ungkap Caleg dengan nomor urut 6 itu. 

Kepada Gesuri, Iis pun menceritakan indahnya tanaman buah, sayuran, dan berbagai tanaman obat-obatan (apotek hidup), seperti kunyit, kenikir dan sejenisnya.  Menurutnya, buah dan sayuran tersebut bisa dipanen oleh warga namun warga yang memanennya harus mengembalikannya dalam bentuk bibit. 

"Kalau ambil harus balikin bibit, harus lapor ke pak RT dan panen bersama juga dibagi. Semua warga merasa memiliki, warga nurut banget, waktunya panen disiarkan, boleh mengambil bayam, tapi harus dikembalikan dalam bentuk bibit," ujarnya. 

Di samping itu, Caleg berlatarbelakang penyanyi era 80-an yang masih eksis itu juga terpesona dengan adanya budidaya lele di taman tersebut. Peternakan yang ada di taman tersebut, kata Iis, tak hanya lele saja melainkan juga ada peternakan bebek, ayam dan kelinci. 

Tak hanya itu, Iis juga menjabarkan adanya areal yang dikhususkan untuk perokok (smoking) dan bukan perokok (no smoking), ada rumah-rumahan yang dibuat dari botol plastik bekas air mineral, ada jalur khusus untuk pejalan kaki, untuk joging, ada gazebo, rumah tarzan, dan ayunan.

Menurut Iis semua itu tentunya sangat diperlukan untuk anak-anak di jaman sekarang ini, dimana di era digitalisasi ini, anak-anak jarang bermain ke luar bertemu dengan sesama temannya. Ironisnya, hal itu juga didukung oleh minimnya fasilitas bermain bagi anak-anak seperti lapangan untuk mereka bermain dan mengembangkan kreativitasnya.      

Baca: Iis Sugianto Yakin DILAN Putuskan Rantai Kemiskinan

Tak kalah serunya, Iis juga menceritakan fasilitas jaringan internet gratis yang dapat diakses warga di taman tersebut. "Itu hasil lobi Pak RW, waktu indihome mau masuk ke wilayah dia, pak RW-nya nego boleh masuk wilayahnya asalkan di taman dikasih gratis untuk warga. Jadi mereka suka nobar di taman, senangnya, kayak punya saudara se-wilayah itu," ungkap penyanyi bernama asli Kuspuji Istiningdiah. 

Untuk semakin mempererat kekompakan, Iis menambahkan adanya kegiatan rutin senam yang dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam seminggu. Hal itulah, ujar Iis, yang semakin menambah keakraban di antara warga karena adanya pertemuan yang rutin antara mereka. "Senam seminggu 3 kali. Kompak banget," pungkasnya.

Quote