Ikuti Kami

Deddy: Ada Operasi Kekuatan Besar yang Bermain Curang atas Lonjakan Suara PSI

Mengingat drastisnya lonjakan suara PSI, Deddy kembali mengingat pernyataan Mantan Gubernur Lemhanas, Andi Widjajanto.

Deddy: Ada Operasi Kekuatan Besar yang Bermain Curang atas Lonjakan Suara PSI

Jakarta, Gesuri.id – Politikus PDI Perjuangan, Deddy Sitorus merespons lonjakan suara PSI yang signifikan dalam waktu singkat. Deddy mengatakan, melihat kondisi yang ada saat ini dimana masih ada 35% suara yang belum masuk real count, bukan tidak mungkin suara PSI akan terus bertambah dan lolos ambang batas parelemen.

Mengingat drastisnya lonjakan suara PSI, Deddy kembali mengingat pernyataan Mantan Gubernur Lemhanas, Andi Widjajanto yang mengungkap Presiden Jokowi memiliki agenda untuk meloloskan PSI ke Parlemen. Diketahui, saat ini Ketua Umum PSI adalah Kaesang Pangarep yang merupakan putra bungsu Presiden Jokowi. 

"Kalau sisa 35% lagi itu adalah basis PSI, bisa 7% itu. Why not? dan itu menyempurnakan agenda Jokowi yang disampaikan pada Andi Wijayanto, bahwa PSI pasti lolos parlemen. Jadi ini yang kemudian mengecoh mengganggu imajinasi publik, ternyata berhasil Pak Jokowi masukin yang namanya PSI kira-kira gitu," kata Deddy dalam acara Indonesia Lawyers Club, yang dikutip Jumat, 8 Maret 2024.

Saat ini, menurut Deddy, banyak yang menuding PSI curang. Namun dia melihat jika memang terjadi kecurangan yang menyebabkan lonjakan suara, maka pelakunya belum tentu PSI.

Deddy menduga ada operasi dari kekuatan besar yang memang telah memahami cara untuk berbuat curang. Menurut Deddy, PSI mayoritas diisi oleh anak muda yang belum berpengalaman untuk 'memainkan' suara perolehan dalam Pemilu.

"Jadi kalau orang kemudian menuding PSI, Saya kasihan sama PSI. Wong PSI (isinya) anak-anak dugem, kok bisa mainin pemilu dari mana. Tentu ada kekuatan lain di luar PSI yang beroperasi. Kan nggak mungkin Bro and sis di PSI ini bisa main-main, ngatur masuk suara, mainin IT, nggak sampai akal mereka ke sana," kata Deddy.

Kondisi ini, menurut Deddy mau tidak mau harus diterima ileh PSI sebagai koreksi. KPU juga harus menerima adanya tudingan kecurangan dalam penyelenggaraan pemilu dari sejumlah pihak.

"Tapi ya ini harus diterima oleh PSI sebagai koreksi, ini harus diterima oleh KPU, sebagai sebuah warning. Ini harus menjadi acuan bagi Bawaslu untuk cek segera. Karena apa, kalau sirekap ini yang bermasalah jangan setelah hasil akhir keluar baru Bawaslu bergerak," kata Deddy.

Dia mendesak Bawaslu untuk segera mengusut dugaan kecurangan yang dikhawatirkan oleh masyarakat. "Sekarang juga Bawaslu harus turun audit. Karena kami mempunyai data Bagaimana si rekap ini dimainkan," kata Deddy "Bagaimana dia jam 07.00 malam itu dihentikan karena kekacauan, locking perolehan masing-masing Pasangan calon presiden. Bagaimana yang seharusnya foto itu dimasukkan oleh petugas di TPS itu. Tetapi kemudian sirekapnya berhenti, masuknya entah dari mana-mana," kata Dedy.

Sumber
 

Quote