Ikuti Kami

‘Gila’ dan Nekat Jadi Syarat Suksesor Risma di Surabaya

Risma berharap sosok yang memimpin Surabaya setelah dirinya adalah orang yang ‘gila’ dan nekat.

‘Gila’ dan Nekat Jadi Syarat Suksesor Risma di Surabaya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Surabaya, Gesuri.id – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membeberkan dua kunci yang bisa dijadikan Calon Wali Kota dalam perhelatan Pilkada serentak 2020 mendatang

Risma berharap sosok yang memimpin Surabaya setelah dirinya adalah orang yang ‘gila’ dan nekat.

Baca: Whisnu Diharapkan Jadi Penerus Suksesor Risma

“Mungkin suatu saat nanti ada wali kota yang rodok gendeng seperti saya. Jika memiliki program bagus harus direalisasikan dengan sungguh-sungguh. Saat saya punya mimpi untuk Surabaya, saya wujudkan,” kata Risma, Senin (29/7).

Risma mencontohkan, salah satu ide gila adalah yang mungkin bisa diwujudkan wali kota yang ‘gila’ dan nekat adalah mengadakan kompetisi balapan internasional sekelas Formula 1 di Surabaya. 

Ide itu bisa saja terwujud sebab Surabaya sudah memiliki sirkuit di Gelora Bung Tomo (GBT). 

Sarana penunjang seperti sirkuit balapan itu sudah ada dan perlu ditingkatkan lagi fasilitasnya. Ke depan bisa disambungkan pula dengan jalur lingkar luar barat (JLLB).

Risma meyakini, sebenarnya dirinya mampu untuk mengadakan ajang balap internasional seperti F1. Hanya, masa jabatannya akan segera berakhir. 

“Aku tak ada waktu saja. Cuman, aku yakin bisa. Tapi, enggak ada waktu,” ungkapnya.

Meskipun tidak menjadi pengurus PDI Perjuangan di tingkat DPC maupun DPD, Risma adalah sosok yang punya pengaruh di partai berlambang banteng moncong putih tersebut. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Surabaya Consulting Group (SCG) Didik Prasetyono mengatakan, kemenangan periode kedua duet Risma-Whisnu Sakti Buana pada 2015 lalu mencapai 86 persen. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya sangat mendukung kelanjutan pembangunan di Surabaya.

Baca: Bambang: Harus Hati-Hati Tentukan Kandidat Penerus Risma

Maka, elektabilitas calon yang akan didukung Risma juga bisa terdongkrak setidaknya 15-20 persen. Dukungan itu tentu harus diungkapkan secara terbuka nanti.

“Saat ini memang belum saatnya menyebut nama. Tapi, kriteria yang diungkapkan Bu Risma itu akan jadi rujukan. Kalau Bu Risma menyebutkan sosok yang gendeng, orang akan menebak-nebak siapa itu orangnya,” kata Didik.

Quote