Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyebut orang-orang yang memilih untuk golput pada Pemilu 2019 adalah kelompok pengecut. Dia bahkan dengan keras mengatakan mereka yang memilih golput untuk tidak usah menjadi warga negara Indonesia.
Baca: Megawati Lantik dan Berikan KTA Kepada Habib dan Ulama
Adapun kelompok pengecut yang dimaksud Megawati adalah mereka yang tidak mau memilih (golput), namun kerap memprovokasi dengan ikut-ikutan menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian. Mereka, kata Megawati, adalah contoh orang-orang yang ingin memecah belah bangsa.
"Karena provokasi yang kalian yang punya handphone menyebarkan viral yang penuh kebohongan yang penuh dengan kebencian lalu tiba-tiba sepertinya dengan bangga mengatakan 'saya tidak akan ikut pemilu, mau golput aja'.Saya bilang pengecut kalian, pengcut," ujar Megawati dengan nada keras saat melantik kader baru PDI Perjuangan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/4).
Dia lantas mencontohan kejadian di Timur Tengah yang sudah berpuluh-puluh tahun dilanda perang saudara hanya karena kabar bohong dan ujaran kebencian. Megawati tak ingin kejadian yang sama menimpa Indonesia
Bahkan dengan tegas Megawati mengusir orang-orang yang hanya sibuk mengadu domba dan memecah belah bangsa dengan berbagai isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
"Mereka menyebarkan kebencian sepertinya kita ini musuhnya padahal kita adalah warga negara bangsa Indonesia, kalau dia tidak mau jadi bangsa Indonesia, pergi dari Indonesia ini. Jangan orang Indonesia ini dikompor-kompori untuk saling melawan seperti di Indoensia bagian timur, di Maluku," ujar Megawati.
Baca: Megawati: Penebar Hoax Adalah Orang-orang Pengecut
Karenannya, Presiden RI ke 5 ini meminta calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo untuk kembali memenangkan Pilpres. Pasalnya, dia melihat kubu lawan selalu memprovakasi agar Indonesia tak lagi menjadi negara prural.
"Saya bilang pada Presiden RI kebetulan namanya insinyur Joko Widodo, apapun juga Kita musti menang. Saya kenal baik pada pak prabowo, saya hormat pada beliau, tetapi kalau politik, saya ini tahu mengapa di bagian sana sepertinya selalu memprovoken," imbuhnya.