Jakarta, Gesuri.id - Kader PDI Perjuangan, Iis Sugianto menegaskan Prabowo harus bisa mengajak para pendukungnya di pilpres 2019 agar memiliki satu pemahaman dan pemikiran yaitu kemenangan Presiden terpilih Jokowi bersama Wakil Presiden terpilih KH Ma'ruf Amin.
Untuk itu, lanjut Iis, jika ada pendukung Prabowo apalagi yang selama ini hanya berkedok agama, yang hanya ingin memecah belah atau mengadu domba bangsa dan negara ini, maka ujar Srikandi Banteng itu, Prabowo harus tegas menghadapinya. Jangan sebaliknya, Iis menekankan, Prabowo tidak boleh cuci tangan.
Baca: Pasca Pertemuan MRT, Komitmen Politik Prabowo Ditunggu
"Dengan Prabowo yang sudah mengakui Jokowi sebagai Presiden RI, itu artinya dia sudah usir salah satu organisasi massa terlarang yang selama ini ikut mendukungnya, yaitu HTI (Hizbut Tahrir Indonesia.red). Jika HTI sakit hati, Prabowo juga tidak boleh cuci tangan," ujar penyanyi senior cantik itu kepada Gesuri, Minggu (14/7).
Hal itu dikatakan Iis menanggapi pernyataan juru bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin yang menyatakan bahwa PA 212 tidak mendukung pertemuan Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo pada Sabtu (13/7) di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, seperti dikutip dari laman cnnindonesia, Sabtu.
Iis juga menekankan rekonsiliasi Presiden terpilih Jokowi dengan Prabowo Subianto yang sukses di Stasiun MRT Lebak Bulus, Sabtu (13/7) pagi, adalah bukti yang sah dan valid bahwa memang tidak ada lagi perbedaan antara keduanya.
Itu artinya, lanjut Iis, keduanya sepakat dan yakin bahwa kita semua adalah satu Indonesia dan Indonesia satu selamanya.
"Alhamdulillah, doa kita sudah terjawab, bersatu Indonesiaku," ungkapnya spontan menjawab pertanyaan Gesuri.
Untuk itu, Iis menekankan jika ada pihak-pihak yang tidak menerima atau menyetujuinya juga, atau bahkan mencoba-coba untuk mengingkarinya, artinya mereka memang punya agenda tersendiri yang harus diwaspadai. "Malah jadi jelas siapa lawan kita sebenarnya, siapa pemecah belah bangsa," tegasnya.
Lebih lanjut, Iis menjelaskan makna dari rekonsiliasi Presiden terpilih Jokowi dengan Prabowo di atas MRT Lebak Bulus yang kemudian dilanjutkan dengan makan bersama di FX Senayan Jakarta Pusat, adalah sebuah perdamaian dan tidak ada lagi perbedaan.
Sebab, Iis menandaskan sebuah rekonsiliasi harusnya mempunyai dasar dengan niat yang baik dan tidak bersyarat. Dengan demikian, ujarnya, meski banyaknya rintangan dan ancaman ke depannya kedua belah pihak bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. "Terutama merawat dan memupuk ideologi bangsa ini," pungkasnya.
Baca: Tak Suka Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo, Ingin Indonesia Rusak
Sementara itu, Politisi Senior PDI Perjuangan, Pramono Anung juga mengatakan bahwa pertemuan antara Jokowi dan Prabowo tidak hanya berhenti setelah rekonsiliasi terwujud. Bahkan Pramono optimistis Ketua Umum Gerindra itu akan datang dalam pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin pada tanggal 20 Oktober 2019 mendatang.
"Ya kalau undangan, saya meyakini Pak Prabowo akan hadir. Kareba undangan itu secara otomatis yang mengundang adalah MPR. Tetep yang jelas beliau berdua berkomitmen untuk saling mengunjungi," ujar Pramono yang juga menjabat sebagai Sekretaris Kabinet.