Ikuti Kami

Budiman: Diego Maradona, Patriot Progresif Amerika Latin 

"Dengan segala kontroversimu, kau menunjukkan persahabatanmu dgn pemimpin2 Amerika Latin, bahkan bermain bola dengan Evo Morales".

Budiman: Diego Maradona, Patriot Progresif Amerika Latin 
Legenda Sepak Bola dunia asal Argentina, Diego Armando Maradona.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko turut menanggapi wafatnya legenda Sepak Bola dunia asal Argentina, Diego Armando Maradona, baru-baru ini. 

Budiman mengungkapkan terima kasih pada Maradona, yang telah membuat dirinya dan adiknya berjingkrak-jingkrak kegirangan saat Maradona membawa Argentina menjuarai Piala Dunia 1986.

Baca: Masinton Nilai Novel Bamukmin Miskin Pengetahuan Sejarah

"Diego Armando Maradona, terima kasih kau telah membuat seorang remaja berusia 16 tahun dan adiknya berjingkrak2 saat kamu memenangkan Piala Dunia pada 1986," ujar Budiman di akun Twitternya, baru-baru ini. 

Namun, Budiman mengaku Maradona juga telah membuatnya bersedih pada 1990 karena gagal mempertahankan gelar juara. Budiman juga makin bersedih saat di tahun 1994, Maradona harus dihukum dari Piala Dunia karena diketahui menggunakan obat.

Namun, lanjut Budiman, setelah Maradona meninggalkan dunia sepak bola, dia menunjukkan diri bukan cuma sebagai kebanggaan Argentina tapi juga sebagai patriot progresif Amerika Latin. 

Hal itu tampak dari pembelaan Maradona terhadap negara-negara Amerika Latin seperti Kuba, Venezuela dan Bolivia untuk menegakkan kedaulatan politik dan ekonominya.

"Dengan segala kontroversimu, kau menunjukkan persahabatanmu dgn pemimpin2 Amerika Latin, bahkan bermain bola dengan Evo Morales, petani Bolivia yang jadi presiden negaranya," ujar Budiman. 

Budiman mengungkapkan, Maradona ingin membuktikan bahwa banyak lapisan masyarakat di Amerika Latin yang merindukan kawasannya berdaulat atas sumber daya alam dan martabat manusianya. Mimpi itu, sambung Budiman, juga pernah dinyalakan oleh kompatriot Maradona sesama orang Argentina, yakni Che Guevara.

Baca: Apresiasi KPK, Anton Ungkap Kebusukan Monopoli Ekspor Benur

"Berlalu lalang di antara sorak sorai maupun teriakan emosional para penggemar bola dan aktivis2 progresif, kau sudah melewati segalanya. Kemarin perjalananmu terhenti, wahai pencipta gol dan sejarah," ujar Budiman.

Budiman melanjutkan, dunia mengenang Maradona dengan tarian Tango nya. Dimata Budiman, dunia berkata, "It takes two to Tango", dan Maradona pun menarikannya bersama bola. 

Dan itu, lanjut Budiman, tak mengurangi erotisme tarian yang ditemukan buruh-buruh pelabuhan Buenos Aires, Porteños, di La Boca.

"Segera setelah mereka melihatnu ber-Tango di stadion El Bombonero (markas klub bola yg kau bela, Boca Juniors) di sore hari, maka di malam harinya mereka ber-Tango di La Boca. Suara acordeon, drum dan biola serta "Ole, Ole" adalah imajinasi pemuda2 Argentina," ujar Budiman. 

"Aku tak tahu tarian apa yang akan kau lagakan 'disana', tapi pastikan kau tetap berbahagia dengan hasratmu. Selamat jalan Señor Diego Armando Maradona. Tuips, dengarlah pesan Diego ini, 'Don't cry for me, Argentina & all football lovers...'," pungkasnya.

Quote