Ikuti Kami

Surat Islam Dari Ende, 25 Januari 1935

Soekarno dikirimi buku dan majalah Islam oleh A. Hassan yang dikenal sebagai ulama pendidik yang sangat pemurah.

Surat Islam Dari Ende, 25 Januari 1935
Ir. Soekarno (Bung Karno)

Assalamu'alaikum,

Kiriman buku-buku gratis beserta kartupos, telah
saya terima dengan girang hati dan terima kasih yang
tiada hingga. Saya menjadi termenung sebentar,
karena merasa tak selayaknya dilimpahi kebaikan 
hati Saudara yang sedemikian itu.

Ya Allah Yang Mahamurah!
Pada ini hari semua buku dari anggitan Saudara yang
ada pada saya, sudah habis saya baca. Saya ingin
sekali membaca lain-lain buah pena Saudara. Dan
ingin pula membaca "Bukhari" dan "Muslim" yang
sudah tersalin dalam bahasa Indonesia atau Inggris? 
Saya perlu kepada Bukhari atau Muslim itu, karena
disitulah dihimpunkan Hadits-hadits yang
dinamakan sahih. 

Padahal saya membaca keterangan dari salah seorang
pengenal Islam bangsa Inggris,bahwa di Bukhari pun
masih terselip hadits-hadits yang lemah. Dia pun
menerangkan, bahwa kemunduran Islam, kekunoan
Islam, kemesuman Islam, ketakhayulan orang Islam,
banyaklah karena hadits-hadits lemah itu, yang sering
lebih "laku" dari ayat-ayat Qur'an. Saya kira anggapan
ini adalah benar.

Berapa besarkah kebencanaan yang telah datang pada
umat Islam dari misalnya "hadits" yang mengatakan,
bahwa "dunia" bagi orang Serani,  akhirat bagi orang
"Muslim" atau "hadits", bahwa satu jam bertafakur 
adalah lebih baik daripada beribadat satu tahun,
atau "hadits", bahwa orang-orang Mukmin harus
lembek dan menurut seperti onta yang telah ditusuk
hidungnya! Dan adakah Persatuan Islam sedia
sambungannya Al Burhan l-ll? Pengetahuan saya
tentang "wet" masih kurang banyak. 

Pengetahuan "wet" ini, saya ingin sekali perluaskan;
sebab di dalam praktek sehari-hari, umat Islam sama
sekali dikuasai oleh "wet" itu, sehingga "wet" mendesak
kepada "Din". Haraplah sampaikan saya punya 
compliment kepada tuan Natsir11 atas ia punya
tulisan-tulisan yang memakai bahasa Belanda. Antara
lain ia punya inleiding di dalam "Komt tot het gebed"
adalah menarik hati.

Wassalam dan silaturrahmi,
SUKARNO

Baca Juga: Bung Karno dan Pencitraan Lewat Foto

Catatan Kaki:

1.Bahasa Belanda: Hukum
2. Bahasa Arap: berasal dari kata addin, yaitu Agama
3. Bahasa Inggris: pujian

4. Mohammad Natsir (17 Juli 1908-6 Februari 1993), pendiri Partai Masyumi, pernah menjadi Menteri Penerangan dan Perdana Menteri. Baik 5. Natsir dan Bung Karno belajar tentang Islam dari Ahmad Hassan pendiri Persatuan Islam.
6. Bahasa Belanda: Pengantar.
7. Karangan M. Natsir ketika masih duduk di kelas terakhir Algemeene Middelbare School (Pendidikan menengah di masa kolonial Hindia Belanda). Komt tot het gebed berarti “Marilah Berdoa!” dan pernah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berjudul “Marilah Shalat! Diterbitlah oleh Penerbit Bulan Bintang pada tahun 1956.

Quote