Ikuti Kami

Ketika Lembaga Survei Memotret Kinerja Mas Menteri

Oleh: Amilan Hatta, Direktur Eksekutif Lembaga Analisis dan Kajian Kebudayaan Daerah.

Ketika Lembaga Survei Memotret Kinerja Mas Menteri
Amilan Hatta, Direktur Eksekutif Lembaga Analisis dan Kajian Kebudayaan Daerah.

Jakarta, Gesuri.id - Nama Nadiem Anwar Makarim ketika diumumkan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaannya dalam jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju pada 23 Oktober 2019, sebelumnya mengundang berbagai spekulasi dan asumsi di kalangan masyarakat Indonesia. Terutama para pemerhati dan praktisi pendidikan di tanah air. Nama Nadiem memang sebelumnya tidak santer terdengar akan diangkat sebagai Mendikbud.

Kini terhitung 2 tahun 8 bulan Nadiem menjabat. Bahkan sejak 28 April 2021, lingkup kerjanya bertambah dengan membidangi juga Riset dan Teknologi, sehingga jabatannya menjadi Mendikbud Ristek.

Perjalanan dua tahun lebih di tengah situasi pandemi memang menjadi tantangan tersendiri bagi kinerja seorang pemimimpin di lembaga kementerian manapun. Namun setidaknya apapun tantangan dan situasi yang dihadapi seorang pemimpin tetaplah dituntut harus mampu berinovasi hingga pada akhirnya akan dijadikan tolok ukur dan indikator penilaian kepuasan publik bagi masyarakat yang dipimpinnya.

Pertanyaannya adalah, puaskah publik pendidikan Indonesia terhadap kinerja Mas Menteri?

Dalam situasi pembelajaran jarak jauh di tengah masa pandemi tahun lalu, Nadiem mampu melakukan berbagai penyesuaian dalam kondisi pandemi terhadap proses pembelajaran, sehingga tetap dapat terlaksana dengan baik. Hal ini menurut penulis yang perlu diberikan apresiasi.

Beberapa hal yang dilakukan terkait pembelajaran semasa pandemi antara lain penyederhanaan kurikulum yang membuat guru lebih mudah menyampaikan materi. Kurikulum darurat juga membuat beban siswa dan guru berkurang. Pendidikan kita tidak kekurangan materi ajar. Tetap sesuai target dan peserta didik akhirnya tidak ketinggalan pelajaran. Ada solusi yang diberikan Nadiem Makarim.

Inovasi lainnya adalah keputusan memberikan pulsa internet belajar secara gratis mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi kepada guru serta murid. Hal Ini adalah gebrakan luar biasa yang dipopulerkan oleh Mendikbud hingga dikagumi negara lain. Bagi penulis, suatu kebijakan inovasi supaya pendidikan Indonesia tetap mudah berlangsung dan meringankan ekonomi bagi pelaku pendidikan.

Selain itu, selama tahun 2020 Nadiem menaruh prioritas kepada nasib guru selama masa pandemi dengan menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU). Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Apalagi saat pandemi, guru mampu memastikan proses belajar mengajar tetap terwujud untuk mencerdaskan sumber daya manusia Indonesia.

Tidak sampai di situ, apresiasi manfaat program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang digagas Menteri Nadiem juga dinilai mampu meningkatkan mutu akreditasi pendidikan nasional. Gerakan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar adalah hal luar biasa, karena ada terobosan bagaimana memacu sektor pendidkan kita dapat bersaing hingga ke luar negeri.

Merujuk hasil survei yang pernah dilaksanakan oleh Federasi Guru Seluruh Indonesia (FGSI), ketika memaparkan hasil survey Rapor Kinerja 2 Tahun Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Disebutkan, FGSI melakukan survey pada 7 indikator Kinerja Pendidikan dengan reponden 777 orang guru. Hasilnya, hampir 80% reponden menilai ‘Baik’ kinerja Nadiem.

74,9 % responden menilai Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Berjalan dengan baik. Sebanyak 74,3 % responden berpendapat bantuan Kuota berjalan dengan baik. Terkait Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), lebih dari 80,2% guru menyatakan pelaksanaan ANBK sudah baik.

Sedangakan Program Guru Penggerak (PGP) dinilai baik oleh 82,5% responden, Program Sekolah Penggerak (PSP) dirasakan baik oleh 79,4% Responden, dan 73,6% responden menilai Program Organisasi Penggerak baik untuk kemajuan Pendidikan di Indonesia. Terakhir 80,8% responden menilai proses rekrutmen P3K Guru Honor telah berhasil membantu penyelesaian masalah guru honorer.

Selain itu, sekitar 10-20% responden menilai semua Kebijakan/Program Menteri Nadiem dalam kategori Cukup. Hal ini dapat difahami karena sebagian besar program Mas Menteri diberlakukan secara selektif artinya masih terdapat komponen guru yang tidak merasakan manfaat dari program-program Kemendikbudristek.

Di sisi lain memang setiap kebijakan tidak mungkin akan bisa memuaskan seluruh pihak. Masih terdapat kelompok guru yang menilai kurang terhadap kebijakan Menteri Nadiem, meskipun di bawah 10%. Khususnya untuk bantuan kuota belajar, terdapat 10,4% guru yang menilai masih kurang.

Artinya masih terdapat proses penyaluran yang tidak tepat sasaran maupun peruntukannya. Secara umum penilaian kurang ini hendaknya dapat dijadikan ruang koreksi dan evaluasi bagi kementerian untuk perbaikan pada tahap pelaksanaan kedepannya.

Lain FGSI lain pula Indonesia Popular Survei (IPS). Sebuah lembaga yang juga pernah memaparkan hasil jajak pendapat terhadap Generasi Z di Indonesia, yakni generasi dengan kelahiran tahun 1997 – 2012 atau berusia 10 – 25 tahun pada tahun 2022 ini. Mayoritas Generasi Z yakin Nadiem Makarim, bisa bekerja dengan baik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebanyak 10,2 % Generasi Z itu sangat yakin dengan kinerja Nadiem sebagai menteri dan 47,1 % juga menyatakan yakin. Ini artinya sudah lebih dari 50 % Generasi Z percaya bahwa Nadiem telah bekerja dengan baik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Melansir pernyataan Direktur IPS, memang masih ada 38 % Generasi Z yang ragu-ragu akan kinerja Nadiem dan ada 4,7 % menyatakan tidak yakin dengan kinerja pendiri Gojek itu.

Jajak pendapat IPS juga menyimpulkan bahwa Nadiem Makarim populer di kalangan Generasi Z se-Jabodetabek. Dari total responden, 73,2 % mengenal Nadiem. Sementara itu, 26,8 % menyatakan tidak mengenal pendiri Gojek tersebut.

Kita berharap kinerja Kemendikbudristek secara kelembagaan kian hari kian bertambah populis dan strategis serta bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan kebudayaan di tanah air di bawah kepemimpinan Mas Menteri, Nadiem Anwar Makarim.

Quote