Ikuti Kami

Sambut Kongres V PDI Perjuangan dengan Gagap Gempita

Ajang kongres selain menjadi ajang untuk konsolidasi internal juga merupakan kawah candradimuka seluruh kader dan pengurus PDI Perjuangan

Sambut Kongres V PDI Perjuangan dengan Gagap Gempita
Kongres V PDI Perjuangan - Foto: gesuri.id

KONGRES PDI Perjuangan V 8-11 Agustus 2019 dengan tema Solid Bergerak untuk Indonesia Raya akan dihelat di Bali.

Mengutip Pidato Ibu Ketua Umum Hj. Megawati Soekarnoputri pada Kongres ketiga tahun 2010, hajatan kongres bukan hanya untuk memenuhi kalender 5 tahunan partai.

Bukan pula sekadar untuk memilih ketua umum atau membagi-bagikan posisi.

Namun Kongres sejatinya untuk menyalakan kembali suluh perjuangan dan menyatukan diri dalam lengan-lengan perjuangan untuk membangun jiwa dan raga Indonesia merdeka.

Bu Mega kerap mengingatkan energi partai tidak lagi terserap hanya untuk konsolidasi internal.

Pembentukan PAC, Ranting, dan Anak Ranting harus bisa diselesaikan tanpa proses berlarut-larut. 

Para pemangku amanah pimpinan partai di daerah diarahkan Ibu Ketum untuk menyediakan lebih besar lagi energi bekerja bersama rakyat.

Setiap usai hajatan Pemilu, hingar bingar perebutan posisi kursi menteri, tarik menarik kepentingan berkoalisi atau oposisi menjadi topik pembicaraan utama yang menyita perhatian masyarakat. 

Hingar bingar saling merebut pengaruh dan tawar menawar posisi di kabinet dianggap telah mereduksi sistem ketatanegaraan kita yang berpijak pada ideologi Pancasila yang mengutamakan musyawarah mufakat.

Dan nilai-nilai yang kita anut dalam berdemokrasi tentu bukan demokrasi liberal yang identik dengan politik transaksional, melainkan demokrasi Pancasila yang tetap memegang teguh spirit gotong royong dan idealnya tidak mengenal oposisi atau koalisi.

Bu Mega dalam Pidato pembukaan Kongres PDI Perjuangan ke-III pernah menyinggung itu. Sebagai kekuatan politik partai ini sedang dihadapkan pada ujian sejarah yang tidak mudah. 

"Kita disodorkan pada pilihan pragmatis antara koalisi dan oposisi. Saya sungguh berduka karena politik telah direduksi tidak lebih dari sekadar urusan perebutan dan pembagian kekuasaan antar kekuatan politik, antar elit politik," ucap Ibu Megawati. 

Melihat kondisi itu, beliau mengaku merasa berduka karena pemahaman di atas meninggalkan inti etis dan ideologis dari politik sebagai seni dan sarana kebudayaan rakyat untuk mewujudkan kedaulatan politik, keberdikarian ekonomi, dan jati-diri kebudayaan kita sebagai bangsa merdeka.

Dalam kesempatan Kongres tahun 2010 itu Ibu Megawati perlu menegaskan bahwa cita-cita yang melekat dalam sejarah PDI Perjuangan jauh lebih besar dari sekadar urusan kursi di parlemen, sejumlah menteri, ataupun istana merdeka. 

Kata Ibu Megawati, kita diajarkan dan ditakdirkan oleh sejarah bahwa perjuangan mengangkat harkat-martabat wong cilik seperti yang dilakukan Bung Karno adalah lebih utama dari urusan bagi-bagi kekuasaan. 

Kembali ditegaskan Presiden RI ke-5 itu, bahwa dalam dialektika dengan rakyat tugas sejarah setiap kader akan dinilai dan tugas sejarah dari partai akan ditimbang. 

Ibu Megawati berkeyakinan, dalam kegotong-royongan dan permusyawaratan dengan rakyat, masa depan PDI Perjuangan akan menemukan puncak keemasannya. 

Karenanya, sebagai kader kita harus berbangga bukan ketika kita bersekutu dengan kekuasaan, tapi ketika kita bersama-sama menangis dan bersama-sama tertawa dengan rakyat.

Sebagai partai ideologis posisi kita sangat jelas: kita tidak akan pernah menjadi bagian dari kekuasaan yang tidak berpihak pada wong cilik. 

Apalagi dari sudut ketata-negaraan yang kita anut, diskursus mengenai oposisi-koalisi tidak punya pondasi untuk diperdebatkan. 

Ibu Megawati meminta para kader tidak perlu terjebak dalam diskursus semacam ini.

Yang jelas, Pidato ibu Ketum pada Kongres III tahun 2010 masih sangat relevan dengan kondisi perpolitikan hari ini terkait masalah oposisi atau koalisi.

Dan semangat Kongres V PDI Perjuangan tahun 2019 untuk mewujudkan Partai Pelopor adalah sebuah roadmap PDI Perjuangan sebagai partai yang besar karena sejarah dan ditempa oleh zaman.

Jargon untuk mewujudkan partai pelopor yang merupakan sub tema Kongres kelima kali ini bukan sekadar kata-kata indah yang klise, melainkan upaya untuk menggelorakan dan membumikan ajaran Bung Karno.

Seperti yang ditegaskan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto: dengan tema Tema Solid Bergerak untuk Indonesia Raya diharapkan organisasi partai terus mengedepankan kepentingan kolektif dengan semangat gotong royong untuk menyelesaikan masalah rakyat. 

Dimana tercipta soliditas partai melalui langkah kaderisasi kepemimpinan partai secara terlembaga dan sistemik, membangun kesadaran ideologi Pancasila, kesadaran politik untuk berdedikasi bagi rakyat, bangsa, dan negara.

Dan sub tema 'Mewujudkan PDI Perjuangan sebagai Partai Pelopor' bermakna: setiap kader harus berdisiplin berpikir atas dasar ideologi Pancasila, dalam teori, dalam berorganisasi dan disiplin dalam pergerakan di tengah rakyat.

Mari kita sambut Kongres V PDI Perjuangan dengan gagap gempita. Karena ajang kongres selain menjadi ajang untuk konsolidasi internal juga merupakan kawah candradimuka seluruh kader dan pengurus PDI Perjuangan. Dimana di dalamnya berisi pergulatan pemikiran dan gagasan besar kader untuk kemajuan partai dan Indonesia Raya.

Quote