Ikuti Kami

Bonnie Triyana Angkat Kearifan Lokal dalam Seminar Nasional Hari Tani PDI Perjuangan

Ia mengangkat pengalaman langsung dari daerah pemilihannya yang menurutnya sarat nilai tradisi dan pengetahuan turun-temurun.

Bonnie Triyana Angkat Kearifan Lokal dalam Seminar Nasional Hari Tani PDI Perjuangan
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Bonnie Triyana

Jakarta, Gesuri.id – Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Bonnie Triyana, tampil sebagai moderator dalam Seminar Nasional memperingati Hari Tani Nasional bertema “Bumi Lestari, Petani Berdikari – Kembali ke Sawah, Menyemai Masa Depan” di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (24/9).

Dalam kesempatan tersebut, Bonnie tidak hanya menjalankan perannya sebagai moderator, tetapi juga menyampaikan pandangan tentang pentingnya kearifan lokal dalam mendukung pembangunan pertanian nasional. Ia mengangkat pengalaman langsung dari daerah pemilihannya yang menurutnya sarat nilai tradisi dan pengetahuan turun-temurun.

“Di dapil saya, di kampung saya, kami mengundang lebih dari 300 masyarakat adat untuk ngarempong. Ini adalah tradisi masyarakat memikul padi dari sawah menggunakan bambu yang menimbulkan suara mirip lebah,” ujarnya.

Menurut Bonnie, tradisi ngarempong bukan sekadar ritual membawa padi, tetapi juga simbol kebersamaan dan penghormatan terhadap hasil bumi. Tradisi ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan lokal yang telah menginternalisasi nilai-nilai penghormatan pada alam dan kerja petani.

Ia juga menyinggung unsur seni dan sastra dalam tradisi tersebut. “Dalam pertunjukan seni, penyanyi-penyanyi sering menyampaikan syair untuk berterima kasih dan memohon izin turun ke bumi. Ini menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam,” tutur Bonnie.

Bonnie menilai, pengetahuan lokal semacam ini belum banyak disistematisasi menjadi rujukan kebijakan pertanian nasional. Padahal, kearifan lokal berpotensi menjadi dasar pengembangan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan sesuai karakter masyarakat.

“Tradisi dan pengetahuan lokal ini belum disistematisasi menjadi pengetahuan yang bisa melahirkan teknologi gratis dan menarik bagi pertanian. Padahal, ini potensi besar yang harus kita manfaatkan,” tegasnya.

Ia berharap momentum Hari Tani Nasional menjadi awal bagi pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk lebih serius menggali, mendokumentasikan, dan memanfaatkan kearifan lokal dalam mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. 

“Mari kita mulai dari apa yang kita punya. Pengetahuan lokal kita adalah kekuatan bangsa,” pungkasnya.

Quote