Ikuti Kami

Dari Cemara Udang hingga Mangrove: Upaya PDI Perjuangan untuk Mitigasi Bencana Berbasis Lingkungan

Ibu Mega teringat pesan Ibu Fatmawati saat di Bengkulu bahwa cemara udang memiliki akar yang sangat kuat untuk melindungi dari tsunami

Dari Cemara Udang hingga Mangrove: Upaya PDI Perjuangan untuk Mitigasi Bencana Berbasis Lingkungan
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto Konferensi Pers usai melepas 30 ambulans dan tim kesehatan ke lokasi bencana di Sumatera - Foto: DPP PDI Perjuangan

Jakarta, Gesuri.id — PDI Perjuangan mendorong mitigasi bencana berbasis lingkungan sebagai bagian dari kebijakan partai. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mencontohkan penanaman cemara udang dan mangrove untuk melindungi wilayah pesisir dari tsunami.

Ia menyebut pengalaman Megawati sejak kecil diajarkan langsung oleh sang Ibunda, Ibu Fatmawati di Bengkulu menjadi dasar penguatan kebijakan ini. 

“Ibu Mega teringat pesan Ibu Fatmawati saat di Bengkulu bahwa cemara udang memiliki akar yang sangat kuat untuk melindungi pantai dari tsunami. Visi ini kami terjemahkan ke dalam kebijakan kepala daerah PDI Perjuangan agar setiap wilayah memiliki benteng hayati yang kokoh,” jelas Hasto saat sambutan melepas 30 ambulans dan tim kesehatan serta bantuan untuk korban banjir bandang di Sumatera di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (29/12).

Hasto turut memaparkan visi “Politik Hijau” Megawati yang menekankan perlindungan alam sebagai benteng alami bencana. Megawati menginstruksikan setiap daerah untuk membangun nursery atau pusat pembibitan tanaman pelindung.

Sebagai contoh, kata Hasto, Ibu Ketum telah mengarahkan Bapak Idham Samawi untuk pengembangan cemara udang di pesisir Bantul dan menugaskan Wali Kota Surabaya Bapak Eri Cahyadi untuk penanaman mangrove di Surabaya yang dinilai secara ilmiah mampu memecah energi gelombang tsunami sekaligus melindungi ekosistem pantai.

Hasto menegaskan bahwa politik pada hakikatnya adalah tentang kehidupan. Oleh karena itu, upaya menyelamatkan nyawa rakyat melalui pencegahan bencana merupakan tugas suci partai.

Ia juga menceritakan konsistensi Megawati Soekarnoputri dalam mengurusi persoalan kebencanaan, bahkan di hari libur, termasuk dengan melakukan diskusi mendalam bersama para pakar klimatologi dan geofisika.

“Ibu Mega mengajarkan bahwa berbicara tentang bencana bukan semata menolong rakyat saat kejadian, tetapi juga memberikan pengetahuan kepada rakyat mengenai potensi bencana. Kita hidup di kawasan Ring of Fire, sehingga kesadaran kolektif untuk mengurangi risiko bencana harus dibangun sejak dini,” ujar Hasto.

Sebagai langkah konkret, PDI Perjuangan menerbitkan buku panduan berjudul Spirit of Humanity (Spirit Kemanusiaan). Buku yang diperiksa langsung oleh Megawati Soekarnoputri ini dicetak sebanyak 5.000 eksemplar dan menjadi pedoman bagi kader serta masyarakat mengenai pentingnya mitigasi bencana berbasis sains.

Selain itu, partai juga mengeluarkan pedoman sistem peringatan dini atau early warning system berbasis kearifan lokal, seperti penggunaan kentongan dan sirine sebagai alat peringatan bencana.

Lebih lanjut, PDI Perjuangan juga mendorong penerapan politik tata ruang yang ketat. Hasto menekankan agar kepala daerah dan anggota legislatif dari PDI Perjuangan memastikan pemukiman rakyat tidak dibangun di atas jalur sesar aktif atau kawasan rawan likuefaksi, seperti yang pernah terjadi di Palu. 

Pemahaman mengenai pergeseran lempeng dan ancaman megathrust menjadi dasar penting dalam pengambilan kebijakan pembangunan.

“Mari kita berdoa memohon petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa agar misi ini dapat berjalan dengan lancar,” pungkas Hasto.

Quote