Jakarta, Gesuri.id — Ketua Umum PDI Perjuangan Prof. Dr. (H.C.) Hj. Megawati Soekarnoputri menegaskan, penanganan bencana tidak boleh berhenti pada tataran teori semata, melainkan harus berorientasi pada langkah teknis dan praktis di lapangan.
Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan arahan dalam Seminar Mitigasi Bencana dan Pertolongan Korban yang digelar Baguna DPP PDI Perjuangan di Jakarta International Equastrian Park (JIEP), Pulo Mas, Jakarta Timur, Jumat (19/12).
Megawati mengaku kerap mengkritisi paparan yang terlalu teoritis dalam forum kebencanaan. Menurutnya, peta dan konsep penting, tetapi yang paling menentukan adalah bagaimana tindakan konkret dilakukan saat bencana benar-benar terjadi.
“Saya sudah keliling hampir seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua, karena bencana. Teori itu bagus, tapi yang paling penting adalah pelaksanaannya,” tegasnya.
Ia menuturkan bahwa pengalaman turun langsung ke lokasi bencana membentuk cara pandangnya tentang pentingnya kecepatan, keberanian, dan ketepatan dalam mengambil keputusan.
Megawati juga menegaskan bahwa Baguna dibentuk bukan untuk seremoni, melainkan untuk kerja nyata di lapangan. Karena itu, seluruh jajaran diminta memahami tugasnya secara detail.
Menurut Megawati, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki karakter kebencanaan yang berbeda dengan negara benua, sehingga pola pikir dan pendekatan mitigasi harus disesuaikan.
“Cara berpikir kita harus berubah. Kita ini negara kepulauan, bukan benua,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa mitigasi bencana harus berbasis pada realitas geografis Indonesia, terutama wilayah pesisir yang sangat rentan terhadap tsunami dan rob.
Megawati kembali mengingatkan kepada para relawan Baguna dan relawan kesehatan PDI Perjuangan, kerja kebencanaan adalah kerja kemanusiaan yang menuntut kesungguhan, bukan sekadar wacana.
