Ikuti Kami

Pesan Bung Karno, Penyemangat Megawati dalam Berpolitik 

Di setiap kepelikan dan kepedihan yang dialami, Megawati selalu mengingat pesan sang ayah.

Pesan Bung Karno, Penyemangat Megawati dalam Berpolitik 
Ilustrasi. Foto Bung Karno di pembukaan Rapat Kerja Nasional I PDI Perjuangan di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (10/1). (Foto: Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengungkapkan penyemangatnya dalam meniti karir politik selama ini. 

Baca: Megawati: Perempuan Jangan Merasa Jadi Konco Wingking

Di setiap kepelikan dan kepedihan yang dialami Megawati, Presiden Kelima RI ini selalu mengingat pesan sang ayah, Proklamator RI Bung Karno dan nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila.

Megawati menyampaikan tak mudah membangun partai yang saat ini sudah berusia 47 tahun. Mulai saat mendirikan partai bernama Partai Demokrasi Indonesia di bawah rezim Soeharto sampai dengan PDI Perjuangan di era kini.

"Kegembiraan, kepedihan, kemajuan, harapan, kekecewaan, rasa pahit, rasa getir, manis, cemas, letih, babak belur, semua sudah kami alami. Setelah PDI Perjuangan berturut-turut menang, dalam dua kali Pemilu, 2014 dan 2019, pertanyaan yang selalu menghentak dalam dada saya, inikah makna sesungguhnya sebuah kemenangan politik? Jika sudah menang pemilu, lalu mau apa?" kata Megawati dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional I PDI Perjuangan di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (10/1).

"Apakah menang pemilu berupa kemenangan elektoral? Jadi tujuan akhir bagi partai? Kegelisahan-kegelisahan tersebut selalu melingkari diri saya. Beberapa hari ini saya merenung, saya mencoba menggali kembali lembar-lembar kehidupan politik yang saya lewati. Perenungan spritual itu mengingatkan saya kepada kotak pandora ingatan, kotak yang berisi cita-cita dan gagasan politik laki-laki yang saya panggil bapak," tambahnya.

Bapak yang dimaksud Megawati adalah Bung Karno. Sang Proklamator lah yang selalu mendidik Megawati sejak kecil untuk hidup di jalan pengabdian kepada tanah air dan bangsa.

"Bapak mengatakan, saya memohon kepada Allah SWT, tetapkanlah kecintaannya pada tanah air dan bangsa, selalu menyala-menyala di dalam saya punya keadaan sampai terbawa masuk ke dalam kubur saat Allah memanggil," tutur Megawati. 

Megawati pernah dalam posisi terendah saat memimpin Partai Demokrasi Indonesia. Saat itu, Megawati menyadari berada di posisi berseberangan dengan pemerintahan Soeharto. Dan perbedaan itu membuat kantor partai diserang pada 27 Juli 1996. 

"Saya sangat merasa prihatin. Karena saya merasa bukan diri saya yang terobek. Tetapi hukum di Indonesia terobek. Karena bagaimana mungkin sebuah partai yang telah sah ditandatangani oleh republik ini lalu tiba-tiba diserang dan dengan korban yang sampai sekarang ini belum diketahui berapa jumlah yang sebenarnya," kata dia. 

Baca: Tangis Megawati Pecah Saat Kenang Pesan Bung Karno

Meski kerap merasa terjatuh, Megawati selalu berpegangan kepada pesan sang bapak. Lalu, Megawati juga berpegangan pada keyakinan ideologi Pancasila yang memiliki gagasan membumi. Menurut dia, keyakinan itu menjadi penyulut semangat bahwa Pancasila harus diperjuangkan agar terwujud kemerdekaan yang penuh, makmur, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia. 

"Itulah doa bapak saya, yang dipanggil oleh rakyat Indonesia dengan sebutan Bung Karno. Doa bapak selalu menuntun saya disaat merasa gamang atau hampir kehilangan asa dalam pertarungan politik," kata Megawati.

Quote