Ikuti Kami

Tangis Megawati Pecah Saat Kenang Pesan Bung Karno 

Megawati sempat terisak dan menitikan air mata saat menyampaikan pesan Presiden RI pertama, Soekarno tentang perdamaian di Korea.

Tangis Megawati Pecah Saat Kenang Pesan Bung Karno 
Presiden ke-5 RI, Megawati Seokarnoputri berpidato pada bagian awal di DMZ International Forum on the Peace Economy, di Hotel Lotte Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8).

Seoul, Gesuri.id - Presiden ke-5 RI, Megawati Seokarnoputri sempat terisak dan menitikan air mata saat menyampaikan pesan Presiden RI pertama, Soekarno tentang perdamaian di Korea. 

Hal itu terjadi saat Megawati berpidato pada bagian awal di DMZ International Forum on the Peace Economy, di Hotel Lotte Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8).

Baca: Tiga Anak Megawati Dengan Tiga Jati Diri

Sebagai putri kandung Bung Karno, Megawati mengatakan kepada dirinya untuk selalu membantu dalam perjuangan menyatukan Korea di Semenanjung Korea. Diapun mengutip pesan Soekarno saat itu kepadanya.

"Berdirilah tidak untuk memilih Korea Selatan atau Korea Utara. Pilihlah jalan perdamain. Pegang Teguh ideologi Pancasila yang akan menuntunmu ke jalan perdamaian," ujar Megawati seperti mengutip pesan Bung Karno kepadanya.

Megawati membeberkan sejarang panjang Indonesia dan dirinya terlibat dalam proses perdamaian Korsel dan Korut. Dan proses ini pula yang membuatnya selalu mendorong musyawarah dan mufakat itu untuk perdamaian kedua Korea.

Dijelaskannya, enam puluh tiga tahun yang lalu, tepatnya tahun 1965, ada satu peristiwa bersejarah yang tidak pernah hilang dari hati dan ingatannya. Saat itu di Jakarta, Bapak Bangsa Korea Utara, Kim Il-sung bertemu dengan Bapak Bangsa Indonesia, Soekarno.

"Jalan ini akan mempertemukanmu dengan pemimpin dan rakyat kedua negara, yang sama-sama berjuang untuk perdamaian dan kedaulatan Korea. Dan memang itulah yang terjadi hingga saat sekarang," tambah Megawati mengenang pesan Soekarno.

Ketua Umum PDI Perjuangan ini lantas mengisahkan saat dirinya masih menjabat sebagai presiden, dia bertemu pemimpin Korsel saat itu yaitu Presiden Kim Dae Jung, yang secara tidak resmi meminta Megawati untuk menjadi special envoy Korea Selatan untuk Korea Utara. Masa itu adalah dalam Pemerintahan Kim Jong-il di Korea Utara. 

Pada masa itu, kata Megawati, dirinya sering datang, baik ke Korea Selatan maupun ke Korea Utara.

"Kepada Yang Mulia Kim Jong-il, saya berusaha meyakinkan beliau bahwa sudah tiba waktunya untuk berusaha menyatukan dua Korea menjadi Korea," kata Megawati.

Seingat Megawati,  Kim Dae-jung sudah mendatangi Korea Utara. Sedangkan Kim Jong-il, hingga wafatnya, belum mendatangi Korea Selatan. Setelah itu, sayangnya, ada jeda yang cukup lama, beberapa pergantian kepemimpinan terjadi.

Baca: Megawati dan Pesan Perdamaian Dunia

"Dan baru setelah Yang Mulia Presiden Moon Jae-in, hubungan ini terbentuk kembali. Maksud saya menceritakan sepenggal sejarah yang cukup rumit ini adalah; sampai kapan kedua negara ini akhirnya terwujud menjadi sebuah negara Korea yang bersatu?" ujar Megawati di forum DMZ tersebut.

Forum Internasional DMZ untuk Ekonomi Damai itu diselenggarakan oleh The Korean Institute for International Economy Policy (KIEP) dan National Research Council for Economics, Humanities, and Social Sciences (NRC). Tema forum adalah 'ekonomi damai dan kesejahteraan di Semenanjung Korea dan sekitarnya'.
 

Quote