Ikuti Kami

Trisakti Ajaran Bung Karno Terinpirasi Spirit Karbala

Peristiwa Karbala serupa dengan sejarah Indonesia yang penuh dengan torehan darah para pahlawan karena menolak penindasan kaum penjajah. 

Trisakti Ajaran Bung Karno Terinpirasi Spirit Karbala
Ketua Lembaga Pemikiran Islam Bung Karno (LPI-BK) Habib Ali Assegaf.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Lembaga Pemikiran Islam Bung Karno (LPI-BK) Habib Ali Assegaf menegaskan Trisakti ajaran Presiden pertama Republik Indonesia Bung Karno termaktub dalam pidato tahun 1963 terinspirasi dari peristiwa Karbala. 

Peristiwa Karbala merupakan pembantaian Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib oleh pasukan Bani Umayyah di Karbala ribuan tahun lalu.  Imam Husain menolak tunduk pada kekuasaan Bani Umayyah yang zalim.

Baca: Trisakti Harus Jadi Landasan dalam Politik Anggaran

Habib Ali menegaskan, peristiwa Karbala serupa dengan sejarah Indonesia yang penuh dengan torehan darah para pahlawan karena menolak penindasan kaum penjajah. 

“Bangsa Ini bangkit melawan penjajah lalu merdeka. Dan Bung Karno pun menggagas Trisakti, pandangan cerdas yang mustahil muncul tanpa kenal peristiwa Karbala,” kata Habib Ali. 

Ajaran Trisakti sendiri, lanjut Habib Ali, sangat terkait erat dengan spirit Karbala. Ajaran tentang berdaulat di bidang politik,adalah salah satu contohnya.

“Merdeka dalam mewujudkan politik yang berdaulat,  artinya dipanggung dunia Indonesia tidak berpihak pada blok Barat,  dan tidak ke blok Timur,  bahkan ketika PBB tampil menjadi champion blok, Bung Karno memutuskan keluar dari PBB,” papar Habib Ali. .

Kemudian dalam ajaran kemandirian ekonomi, Bung Karno mengajarkan bahwa bangsa ini sempat dijajah oleh Belanda dengan pendekatan ekonomi, Oleh sebab itu, slogan-slogan Bung Karno sangat anti kapitalisme dan anti imperialisme. Dan hal ini pun sejalan dengan spirit Karbala.  

“Bung Karno melihat pasca kemerdekaan fisik Indonesia,  ada yang ingin memanfaatkan kebodohan rakyat dan keluguan rakyat. Dan benarlah yang terjadi kemudian,  Bung Karno digulingkan oleh rekayasa Barat,  dan melalui kompradornya membuat ratusan juta anak bangsa ini menyaksikan pelengseran Bung Karno karena tidak mau menjual aset bangsanya kepada Barat,” ujar Habib Ali. .

Dan ajaran berkepribadian dalam budaya memiliki makna bahwa sebagai sebuah bangsa, Indonesia  terlahir sebagai bangsa merdeka. Sebab sesungguhnya tak ada satupun manusia terlahir sebagai budak,  

“Dan prinsip ajaran  dari Ahlul Bait Nabi ini telah dijadikan acuan Bung Karno saat itu,” ujar Habib Ali. 

Baca: Kongres V, Penegasan Trisakti Landasan PDI Perjuangan

Maka, lanjut Habib Ali, Indonesia menjadi sebuah bangsa  yang belum sepenuhnya sempurna dan terus berproses.
 
“Namun yang pasti, arah gerak bangsa ini menuju pada bangsa yang tak akan pernah tunduk dan rukuk pada siapapun kecuali pada Sang Pencipta.  Dan bersama seluruh bangsa di dunia mewujudkan cita-cita perdamaian dunia sebagaimana telah dipesankan oleh Ahlul Bait,” pungkas Habib Ali. .

Quote