Jakarta, Gesuri.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan sejak tanggal 23 September 2018 lalu resmi menjadi hari pertama masa kampanye Pemilu 2019.
Masa kampanye ini jelas sudah dimanfaatkan oleh para calon anggota legislatif untuk turun ke daerah pemilihannya, tak terkecuali dengan caleg PDI Perjuangan dapil Maluku Jeffry Daniel Waworuntu.
Kami berkesempatan untuk berbincang ringan dengan suami diva Indonesia Ruth Sahanaya ini. Menjadi seorang publik figur ternyata tak lantas membuat Jeffry mudah mendapatkan hati masyarakat, nah bagaimana dan apa saja sih yang sudah dia lakukan selama masa kampanye ini? Berikut percakapan ringan kami bersama Jeffry Waworuntu beberapa waktu lalu.
Sudah masuk masa kampanye nih, apa saja persiapannya?
Sudah sosialisasi bertemu dengan beberapa teman-teman, membentuk beberapa relawan yang kami sebut dengan Sahabat Jeffry. Kami juga ada posko di sana namanya Baileo Jefrry Waworuntu, Baileo itu seperti balai, balai Jeffry Waworuntu, balai pertemuan untuk teman-teman Sahabat Jeffry.
Sebelum tgal 23 (September) saya sudah dua kali kesana, kebetulan sebelum penetapan DCT jadi saya sudah dua kali ke sana, saya sudah mensosialisasikan, saya mendengarkan aspirasi dan kira-kira apa yang mereka yang mereka inginkan. Dari situ mulai kebentuk oleh timses (tim sukses, red) saya di Jakarta. Setelah ditetapkan tagl 23 (September) itu baru kemarin ini (tanggal 4 Oktober 2018) kurang lebih 5 hari saya ada di Ambon dan saya sudah langsung mensosialisasikan dengan nomor urut dan juga atribut partai.
Jadi saya 5 hari itu mensosialisasikan diri saya ke desa desa. Kalau di sana, setiap ada desa itu pasti ada raja. Jadi kemarin itu saya ke Negeri Alam, terus kemudian saya sempat ke Talong Air Besar, terus ada satu lagi di Wahai. Nah 3 tempat itu sangat aspiratif banget dan saya sempat diarak selayaknya adat mereka dan saya senang sekali bisa bertemu muka dengan mereka. Karena bagaimapun saya harus memperkenalkan diri saya dan mereka sangat mengambil apresiasi yang sangat luar biasa. Istilahnya saya sadar diri, saya menjemput mereka, jadi saya yang datang ke mereka.
Kemudian juga kamrin saya sempat diundang oleh Bapak Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy untuk datang ke acara hari ulang tahun kota Ambon. Jadi saya sempat hadir di sana bersama dengan istri, saya sempat bertemu dengan pejabat-pejabat dan saya juga sempat bicara dengan masyarakat di sana. Ya sekali lagi Alhamdulillah, Puji Tuhan, saya selama ini mereka sangat antusias dengan kehadiran saya dan ya tinggal memaparkan beberapa program-program yang saya jual untuk kemenangan saya nanti melangkah ke senayan.
Kan sudah turun ke dapil, dengar aspirasi, nah hasil blusukan itu apa sih yang om Jeffry tangkap? Hal apa yang paling mereka butuhkan?
Sebetulnya sih dari aspirasi mereka, mereka sangat memberitahukan kepada saya bahwa mereka itu sampai sekarang masih kebingungan kenapa provinsi Maluku itu pada tahun 2016 masuk urutan keempat provinsi termiskin di Indonesia. Kemudian tahun 2017 melalui BPS itu keluar lagi, walaupun ada kenaikan tapi katagorinya masih sama yaitu provinsi termiskin di Indonesia di urutan ke 20.
Jadi, mereka menginginkan suatu perubahan yang luar biasa. Kenapa? Kerena kita tahulah Maluku itu mempunyai hasil bumi kemudian rempah-rempah, kemudian juga hasil tambang dan sebagainya. Kita tahu bahwa Maluku adalah satu lumbung ikan nasional. Jadi sebetulnya, kalau dihitung-hitung sebetulnya provinsi ini tidak boleh masuk ke dalam katagori provinsi termiskin. Tapi kenapa terjadi? Kalau saya lihat, apa yang ada sekarang ini mereka ini kebingungan dalam pandangan saya. Bukan kebingungan masalah apa-apa, mereka sudah terlalu nyaman dengan beridiri di zona nyaman saja sedangkan kita ini sudah masuk ke tahun milenial nah mereka tidak mau bergerak atau keluar dari zona nyaman tersebut. Jadi kehidupan masyarakat di situ memang seperti itu saja, hanya untuk kehidupan-kehidupan mereka sendiri. Nah, sedangkan di kelilingnya bisa dijual secara inovasi dan kreativitas. Contohnya, kalau kita ke Medan selalu ada orang yang ‘eh tolong dong beliin saya bika ambon, tolong dong titip bolu meranti’ atau ke Palembang ‘eh tolong dong saya mau titip pempek’ nah klo ke Maluku? Apa yang kita titip? Tidak ada. Palingan juga mentok-mentok adalah titip dong minyak kayu putih. Itu sebenarnya nggak ada masalah. Hasil-hasil yang lain seperti kenari, sagu dan sebagainya tapi bukan menjadi satu kudapan yang popular di Indonesia.
Maka dari itu dari hasil bumi yang kaya raya ini sebetulnya bisa di explore sehingga memberikan inovasi dan kreativitas baru. Umpamanya roti apa lah yang benar-benar khas dari Maluku, sehingga menjadi signature menjadi sebuah trade mark dari sebuah Provinsi Maluku. Ingat lho, bahwa 500 tahun lalu atau 5 abad lalu, Provinsi Maluku itu sangat diperebutkan oleh beberapa negara besar seperti Inggris, Portugis, Belanda. Jadi sebetulnya kenapa mereka menginginkan Provinsi Maluku direbut? Atau diambil? Ya karena kekayaan alamnya atau hasil buminya. Jadi sebetulnya apa yang disampakan masyarakat di sana, mereka masih bingung kok masih dlm kategori itu. Nah inilah yang jadi PR (Pekerjaan Rumah, red) buat saya bagaimana mengeluarkan Provinsi Maluku keluar dari kategori Provinsi termiskin.
Mengeluarkan Maluku dari kategori tersebut bukan hal mudah pastinya. Bagaimana cara om Jeffry melakukannya? Apa yang akan disosialisasikan kepada masyrakat di sana?
Banyak sekali. Terutama lapangan kerja saya lihat. Karena saya lihat di sana lapangan sebtulnya banyak sekali cuma kadang-kadang mereka itu saya lihat mereka itu punya fighting spirit luar biasa lho. Maluku itu bukan orang-orang bodoh tapi orang-orang pintar. Nah lapangan kerja itu sebetulnya banyak tapi tidak bisa melakukan sesuatu, kembali lagi zona nyaman. Jadi mereka melakukan seperti layaknya seorang robot, jam 8 masuk jam 5 pulang. Sedangkan mereka bisa keluat dari zona nyaman.
Seperti yang saya bilang, kita harus berinovasi. Sehingga begitu kita melakukan sesuatu terobosan, inovasi dan kreativitas maka lapangan kerja akan bertambah lagi. Pasti ini harus didukung peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah baik sarana maupun pra-sarana.
Salah satu contoh Ambon city of music. Mereka mengklaim bahwa Maluku itu city of music tetapi kita kembali lihat ya. Kalau masalah talenta penyanyi Ambon sih luar biasa deh, tapi klo kita udah ngomogin city of music sarana dan prasarana penunjang itu harus tetap dilakukan. Saya bertanya dengan salah satu masyarakat di sana, kalau kita mau klaim Ambon city of music apakah di Ambon ini ada gedung konser? Langsung geleng-geleng. Apakah di sini ada studio rekaman yang memadai? Nggak usah yang canggih-canggih tetapi memadai, itu tidak ada. Nah, gedung konser sama studio rekaman itu sangat behubungan sekali dengan music maka dr itu kembali lagi ini PR saya untuk membuat terobosan. Sehingga kalau 2 hal itu ada, itu bisa menambah lapangan pekerjaan buat mereka.
Ini tentu jadi tantangan, tapi pernaah kebayang nggak susah atau mudahnya mewujudkan atau menjalankan itu semua?
Susah sih udah pasti , waktu saya duduk di senayan nanti. Tetapi pada prinisipnya saya akan megang komitmen, jadi saya akan fight sedemikian jauh, sekuat tenaga saja. Karena bagaimana pun itu, ini harus ditunjang karena mereka ingin keluar dari katagori provinsi termiskin. Maka dari itu program-program ini yang harus kita perjuangkan dan mereka itu membutuhkan program-program tersebut agar mereka bisa hidup lebih tenang dan membuat Provinsi Maluku lebih maju lagi.
Sebagai salah satu caleg dari PDI Perjuangan, caranya om Jeffry mengkampanyekan Jokowi-Ma’ruf Amin di Maluku?
Selama saya melakukan sosialisasi mereka sangat welcome. Kerena mereka melihat satu partai yang sangat luar biasa dengan mengusung presiden Pak Jokowi-Ma’ruf Amin. Jadi ya mereka sangat welcome dan mereka sudah melihat bagaimana kinerja Bapak Jokowi selama 4 tahun ini, mereka sudah bisa melihat perubahan-perubahan. Cuma sekali lagu mereka cuma bilang Pak Jokowi tolong, kalau bisa jangan daerah timur yang timur sekali tapi timur sebelahnya lah. Nah itu akan saya sampaikan, karena bagaikan pun juga mereka perlu sarana dan prasarana.
Saya secara demokratis bilang bahwa tangan Pak Jokowi itu cuma 2. Pekerjaan Pak Jokowi itu banyak sekali, jadi pekerjaan-pekerjaan Pak Jokowi itu bertumpuk sekali jadi kita harus bersabar. Karena Indonesia ini bukan negara yang isinya 2 juta orang atau 3 juta orang. Ini berbicara soal 200an ribu orang dengan puluhan ribu pulau yang bagaimana merangkum menjadi satu. Oleh karena itu sata yakin Pak Jokowi punya skala prioritas untuk melakukan pembangunan baik struktur maupun infrastruktur.
Kalau untuk Ma’ruf Amin sendiri Maluku gimana? Apakah sama antusiasnya?
Sangat antusias sekali. Ini adalah pasangan komplit dengan wawasan kebangsan, sangat Indonesia raya, mengusung Bhineka Tunggal ika. Mereka itu udah salut dengan pasangan ini. Mereka sangat welcome sekali, bahkan mereka titip pesan kalau bisa Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin datang ke Provinsi Maluku untuk bertemu dengan teman-teman di sana, rakyat di sana sehingga bisa berbicara langsung, mendengarkan aspirasi.
Saya mendengar kabar bahwa Pak Jokowi di Pesparani (Pesat Paduan suara Rohani) bulan Oktober di kota Ambon. Mudah-mudahan Pak Jokowi bisa bertemu dengan masyarakat di sana karena masyarakat di sana sangat antusias sekali. Mereka sangat mendukung sekali dengan kinerja Pak Jokowi, jadi saya rasa ini waktunya Pak Jokowi melihat Maluku.