Jakarta, Gesuri.id – PDI Perjuangan dikenal sebagai partai politik yang menempatkan kebudayaan sebagai napas perjuangan politiknya. Melalui Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan, partai ini secara aktif menginisiasi berbagai kegiatan pelestarian dan pengembangan budaya.
Nurfahmi Budi Prasetyo dari Gesuri.id berkesempatan mewawancarai Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Once Mekel, terkait pandangannya mengenai peran partai dan pentingnya kebudayaan bagi bangsa di sela Launching Festival Desa Ke-V yang digelar BKN PDI Perjuangan di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (04/10). Berikut wawancara lengkapnya:
PDI Perjuangan dikenal sebagai partai yang peduli dengan kebudayaan dan bahkan memiliki lembaga khusus, yakni Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan. Abang sendiri juga terlibat di dalamnya. Bagaimana pandangan Abang tentang hal ini?
Menurut saya itu langkah yang sangat bagus dari PDI Perjuangan. Partai ini dikenal sebagai partai yang benar-benar peduli terhadap pengembangan, pelestarian, dan juga pemanfaatan kebudayaan bangsa. Dengan adanya BKN, partai ini mengembangkan kerja budaya secara khusus dan aktif dalam berbagai aktivitas yang berhubungan dengan kebudayaan.
Kalau kita bicara budaya, sebenarnya itu mencakup hal yang sangat luas — bukan hanya kesenian atau tradisi, tapi juga politik, pendidikan, bahkan kebiasaan sehari-hari di rumah. Semua itu bagian dari kebudayaan.
Jadi, kebudayaan bisa dikatakan sebagai akar dari segala hal dalam kehidupan berbangsa?
Betul. Kalau dilihat lebih dalam, bangsa Indonesia ini sebenarnya terbentuk karena adanya kesamaan budaya, kebiasaan, dan nilai-nilai yang menyatukan kita sejak dulu. Kesamaan itu menjadi benang merah yang menjadikan kita satu bangsa secara alami.
Kebudayaan itu bukan sesuatu yang dipaksakan, tapi tumbuh dari akar sejarah dan cara hidup kita. Karena itu, sebagai partai, PDI Perjuangan juga memperjuangkan nilai-nilai budaya ini untuk rakyat Indonesia. Bagi saya, kebudayaan adalah asal sekaligus tujuan dari seluruh perjuangan kita. Intinya, kebudayaan itu adalah roh dari perjuangan bangsa.
Bung Karno juga sering menekankan pentingnya Trisakti dan berkepribadian dalam kebudayaan. Bagaimana Abang melihat relevansinya saat ini?
Pesan Bung Karno itu sangat relevan. Kita harus berdaulat secara politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Tapi berkepribadian bukan berarti kita berhenti di pelestarian saja. Kita juga harus dinamis, adaptif terhadap perubahan zaman.
Kita harus mampu mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan kita, bukan hanya menjaganya. Dengan cara itu, kebudayaan menjadi sumber kekuatan dan kreativitas yang bisa membawa bangsa ini lebih maju tanpa kehilangan jati dirinya.
Menurut Bang Once, seberapa besar keberuntungan Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar biasa ini?
Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan budaya terbesar di dunia. Kita punya begitu banyak tradisi, peninggalan, dan warisan dari berbagai zaman — bahkan sejak masa prasejarah. Sebagian memang belum tercatat secara formal, tapi itu menunjukkan betapa panjang dan kayanya peradaban kita. Keragaman ini adalah kekuatan besar yang seharusnya menjadi sumber inspirasi untuk pembangunan bangsa.
Banyak negara maju seperti Korea atau Jepang yang berhasil “menjajah dunia” lewat budayanya. Bagaimana pandangan Abang soal ini?
Mereka berhasil karena mampu memanfaatkan budaya mereka. Peninggalan lama dijaga, dikembangkan, bahkan dimodifikasi sehingga bisa diterima oleh masyarakat global. Lihat saja bagaimana budaya populer Korea atau Jepang bisa membawa dampak ekonomi dan citra positif bagi negara mereka.
Nah, Indonesia juga bisa seperti itu. Kita jauh lebih kaya dan beragam secara budaya. Hanya saja, kita harus lebih mengapresiasi kebudayaan kita — bukan sekadar menghargai di permukaan, tapi benar-benar memahami kekuatan dan nilai yang terkandung di dalamnya. Dari situlah kita bisa mengambil sari-sari budaya bangsa untuk melangkah lebih jauh ke depan.
Jadi, menurut Abang, arah pembangunan kebudayaan ke depan seperti apa yang ideal?
Kita perlu menggabungkan antara pelestarian dan inovasi. Nilai-nilai luhur budaya harus tetap dijaga, tapi kita juga harus memberi ruang bagi kreativitas baru agar budaya bisa hidup dan relevan di masa kini.
PDI Perjuangan melalui BKN sudah di jalur yang tepat — menghubungkan akar budaya dengan semangat zaman. Karena pada akhirnya, kebudayaanlah yang menjadi dasar dan tujuan dari semua perjuangan kita sebagai bangsa Indonesia.