Bogor, Gesuri.id - Pemilu 2019 telah usai, peta politik baru pun terbentuk di banyak kota di Indonesia, tak terkecuali kota Bogor.
PDI Perjuangan, yang pada pemilu 2014 berhasil meraih suara terbanyak, digeser oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada pemilu tahun ini.
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi perubahan peta politik tersebut. Namun, yang terpenting adalah menjadikan semua hal yang terjadi di hari kemarin sebagai bahan evaluasi guna menentukan langkah partai kedepannya.
Demikianlah yang dilakukan DPC PDI Perjuangan Kota Bogor. PDI Perjuangan Bogor bertekad untuk tetap berjuang di barisan massa rakyat, sesuai dengan ideologi partai.
Lalu apa yang menjadi fokus PDI Perjuangan Bogor dalam lima tahun kedepan?
Berikut wawancara Gesuri dengan Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Atty Somaddikarya, baru-baru ini.
Apa fokus PDI Perjuangan Kota Bogor kedepannya?
PDI Perjuangan Bogor memiliki tantangan tak kecil. Kota Bogor memang ‘kandang’ FPI (Front Pembela Islam) dan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia).
Kita juga melihat dalam isu nasional, bahwa IPB sudah mendapat stigma sebagai ‘Ikatan Perakit Bom’. Ini menjadi tantangan juga bagi kita, bagaimana kita berjuang untuk meraih simpati dari akademisi dan intelektual.
Lalu program apa yang bisa ditawarkan partai?
Untuk meraih simpati dari rakyat kebanyakan, PDI Perjuangan harus berjuang memenuhi tiga hak dasar rakyat, yakni pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.
Jika PDI Perjuangan fokus berjuang memenuhi tiga hak dasar rakyat itu, radikalisme mungkin akan menurun. Itu cara jitu bagi kita untuk menangkal pengaruh kaum radikalis.
Sebab kita tidak mungkin menjual ayat-ayat agama. Tapi kita Islam yang Rahmatan-lil-alamin.
Yang terpenting kita harus bisa membuktikan bahwa kita konsisten sebagai partai wong cilik untuk berjuang demi tiga hak dasar rakyat tadi. Dengan begitu, saya yakin PDI Perjuangan bisa menang di Kota Bogor.
Sejauh ini, apa tindakan nyata partai dalam memperjuangkan hak-hak dasar rakyat?
Salah satu contohnya, ketika masyarakat di wilayah Pecinan yang protes karena tidak merasakan pembangunan bernilai Rp14,2 miliar. Ternyata Pemkot (Pemerintah Kota) Bogor egois, karena proyek mereka tidak diinginkan rakyat.
Hubungan antara PDI Perjuangan dengan Pemkot Bogor sendiri saat ini bagaimana?
Pada prinsipnya, DPC PDI Perjuangan Kota Bogor akan mendukung kebijakan Pemkot yang pro rakyat. Namun apabila ada kebijakan Pemkot yang tidak pro rakyat, maka PDI Perjuangan akan melawannya.
Sebagai Sekretaris DPC, apa peran anda dalam menyokong kerja-kerja partai?
Sebagai Sekretaris, saya harus membumikan program partai, sekaligus memegang rahasia partai.
Seorang sekretaris, menurut saya, juga harus multi talenta dan harus mampu memiliki kemampuan lobi dan diplomasi politik lintas partai guna mengamankan suara PDI Perjuangan di wiayahnya.
