Mabar, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanes Fransiskus Lema, (Ansy Lema) memaparkan, ibukota Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) yaitu Labuan Bajo telah menjadi kota destinasi wisata internasional.
Baca: Bobby Kecam Intimidasi ke Warga, Ancaman Pencabutan BPJS
Karena itu, menurut Politisi PDI Perjuangan itu, sarana prasarana pendukung sebagai kota pariwisata harus disiapkan dengan baik.
Salah satunya adalah pengelolaan sampah.
"Sampah telah menjadi persoalan serius bagi Labuan Bajo semenjak banyaknya kunjungan wisatawan baik nasional ataupun mancanegara. Apalagi, di tengah situasi pandemi saat ini yang menyebabkan volume limbah medis infeksius yang tergolong sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) meningkat," ungkap Ansy, baru-baru ini.
Ansy menyatakan, dirinya telah menyuarakan persoalan ini dalam berbagai Rapat Kerja dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3).
Kepada Menteri LHK, Ansy mengajukan usul konkrit agar segera dibangun insenerator di Labuan Bajo, apalagi di Labuan Bajo terdapat tiga rumah sakit.
"Sejak awal saya telah mendapatkan masukan dari Ibu Maria Geong, Wakil Bupati Mabar, agar dapat berjuang di Senayan dalam pembangunan insinerator. Atas perjuangan inilah, KLHK sebagai pemerintah pusat menaruh perhatian pada Mabar dan akhirnya membangun rumah insinerator yang berlokasi di Desa Nggorang, Kecamatan Komodo, Mabar," ungkap Anggota DPR dari Dapil NTT II itu.
Sebagai gambaran sederhana, sambung Ansy, insinerator atau pembakaran sampah adalah teknologi pengolahan sampah dengan cara dibakar dalam suhu tinggi (minimal 1.000 derajat celcius).
Karena sedang berada di Mabar, Ansy pun mengunjungi lokasi pembangunan insinerator tersebut pada Jumat (23/10) dengan ditemani oleh Sinta Saptarina Soemiarno, Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 KLHK.
Pembangunan rumah/shelter insinerator ini adalah bukti kerja sama yang baik antara Pemerintah Pusat (KLHK) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT.
Baca: Banteng Torut Dapati Politisi Nasdem Langgar Bantuan PIP
Ansy mengungkapkan, total anggaran rumah Insinerator dan insineratos senilai lebih dari 6 miliar rupiah yang berasal dari dana APBN.
Lahan tempat insinerator ini dibangun adalah milik Pemprov NTT. Sementara, dana pembangunan rumah dan peralatan insinerator berasal dari dana pemerintah pusat (KLHK).
"Sinergi yang baik ini akan terus saya jaga dan perjuangkan demi peningkatan kualitas hidup NTT ke depan," ujar Ansy.