Ikuti Kami

Dari Guru ke Parlemen: Perjalanan MY Esti Wijayati Menginspirasi Mahasiswa untuk Terjun ke Politik

Saya ingin kalian yang kuliah hari ini, kelak berani masuk politik. Jadilah anggota DPR yang memperjuangkan rakyat

Dari Guru ke Parlemen: Perjalanan MY Esti Wijayati Menginspirasi Mahasiswa untuk Terjun ke Politik
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Esti Wijayati berdialog dengan mahasiswa penerima manfaat KIP Kuliah di Pendapa Universitas Widya Mataram - Foto: Radajogja.jawapos.com

Sleman, Gesuri.id - Perjalanan panjang Maria Yohana (MY) Esti Wijayati di dunia politik menjadi bukti nyata bahwa tekad dan pengabdian bisa membawa seorang guru hingga ke kursi Wakil Ketua Komisi X DPR RI. Politisi PDI Perjuangan asal Sleman itu kini telah enam periode mengemban amanah rakyat, dari tingkat kabupaten hingga nasional.

Kisah perjuangan itu ia bagikan di hadapan 1.200 penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dalam acara “Semarak Kebudayaan” di Pendapa Universitas Widya Mataram, Sleman, Minggu (19/10). Dalam forum tersebut, Esti tak hanya berbicara soal program pendidikan, tetapi juga menyalakan semangat politik bagi generasi muda.

“Saya ingin kalian yang kuliah hari ini, kelak berani masuk politik. Jadilah anggota DPR yang memperjuangkan rakyat,” ujarnya disambut tepuk tangan mahasiswa dikutip dari RadarJogja.jawapos.com.

Kecintaan Esti pada politik tumbuh sejak SMP, berkat didikan sang ayah yang merupakan guru Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Dari sang ayah, ia belajar tentang Trias Politika dan fungsi lembaga legislatif yang memperjuangkan kepentingan rakyat.

“Dari kecil saya sudah tahu, lembaga dewan itu tempat memperjuangkan rakyat. Sejak itu, saya bercita-cita jadi anggota DPR — dan alhamdulillah, sekarang cita-cita itu tercapai,” tuturnya.

Namun, jalan menuju cita-cita itu tidak mudah. Esti tumbuh sebagai anak piatu sejak SD, dibesarkan ayahnya di dusun kecil di Pakem, Sleman. Ia mengenang masa-masa sulit itu dengan hangat. Salah satunya ketika ayahnya membelikan baju kuning di Malioboro — hadiah kecil yang ternyata menjadi tanda ayahnya akan menikah lagi.

Dari Guru ke Politisi PDI Perjuangan

Setelah menamatkan pendidikan di IKIP Sanata Dharma jurusan pendidikan matematika, Esti sempat berprofesi sebagai guru — melanjutkan jejak ayahnya. Namun, panggilan hatinya untuk mengabdi lebih luas membuatnya memilih jalan politik melalui PDI Perjuangan.

Karier politiknya dimulai di DPRD Sleman (1999–2004) sebagai Ketua Komisi C yang membidangi keuangan. Ia kemudian melangkah ke DPRD DIY selama dua periode (2004–2014). Di tingkat provinsi, Esti dikenal tangguh dan progresif. Ia menjadi satu-satunya perempuan di Fraksi PDI Perjuangan serta tokoh penting di balik lahirnya Perdais No. 1 Tahun 2013 — regulasi yang mengatur lima urusan keistimewaan DIY.

Tahun 2014 menjadi babak baru. Esti melangkah ke tingkat nasional dan terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil DIY dengan 99.440 suara. Kinerjanya yang konsisten membuat dukungan rakyat meningkat tajam: 176.306 suara di Pemilu 2019 dan 257.923 suara pada 2024.

Esti mengaku kunci keberhasilannya sederhana — rajin turun ke rakyat. Ia rutin mendatangi penerima manfaat KIP Kuliah, bahkan sampai ke pelosok. Namun tak jarang ia menemui momen lucu saat tak dikenali warga.

“Saya pernah datang ke rumah penerima KIP Kuliah. Malah saya yang ditanya, “Ibu itu siapa. Dari mana. Mati gua,” ceritanya dengan gaya Betawi tapi dengan logat Jawa yang medhok mengenang kejadian itu.

Meski demikian, Esti tidak mempermasalahkan hal itu. Ia justru menganggapnya sebagai tantangan agar masyarakat semakin mengenal peran DPR dalam memperjuangkan program pendidikan.

Ia menegaskan bahwa program KIP Kuliah adalah wujud nyata perjuangan politik PDI Perjuangan dalam memperluas akses pendidikan bagi keluarga kurang mampu. Namun, ia juga menekankan pentingnya disiplin dan tanggung jawab penerima beasiswa.

 “Beasiswa bisa dicabut kalau IP di bawah 3,0 atau penerima melanggar nilai Pancasila dan UUD 1945. Kita ingin penerima beasiswa ini tumbuh jadi generasi bangsa yang cerdas dan berintegritas,” tegasnya.

Sebagai kader perempuan yang telah melewati enam periode di parlemen, Esti merasa memiliki tanggung jawab untuk mendorong regenerasi politik yang sehat dan ideologis.

“Syarat jadi anggota DPR sederhana — harus jadi anggota partai politik peserta pemilu. Semoga 10 tahun lagi, kalian yang duduk di kursi parlemen menggantikan kami,” ucapnya dengan penuh harapan.

MY Esti Wijayati adalah potret kader PDI Perjuangan yang membuktikan bahwa politik bisa dijalani dengan hati dan dedikasi. Dari guru sederhana hingga pimpinan di DPR RI, Esti menunjukkan bahwa politik bukan sekadar kekuasaan, tapi panggilan untuk memperjuangkan rakyat.

Quote