Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Dede Indra Permana Soediro, mendukung penuh terhadap upaya pengusutan atas kematian mahasiswa Universitas Udayana TAS (21). Dede menyebut kasus perundungan harusnya tak boleh lagi terjadi di dunia pendidikan.
"Kasus ini harus menjadi perhatian bersama kami berharap Polri dan lembaga penegak hukum tidak sekadar melihat sebagai kecelakaan, tapi juga menggali apakah terdapat unsur pidana atau kelalaian yang berkonsekuensi hukum," kata Dede Indra kepada wartawan, Senin (20/10/2025).
"Dunia pendidikan tidak boleh lagi ada korban karena perundungan atau hal-hal di luar akademik," tambahnya.
Dede mendorong Polresta Denpasar dan pihak terkait untuk mengkaji secara serius apakah ada unsur pidana dalam kejadian tersebut. Dia juga meminta polisi untuk memastikan bahwa seluruh alur kronologi, mekanisme supervisi kampus, dan kondisi lingkungan pendidikan diperiksa dengan benar dan transparan.
Lalu, Dede mengapresiasi sikap pihak kampus dan keluarga yang meminta transparansi kronologi kejadian serta hasil penyelidikan. Ia menekankan bahwa institusi pendidikan harus memiliki mekanisme pengawasan internal yang kuat, termasuk sistem pelaporan insiden, budaya antiperundungan, dan proteksi bagi mahasiswa agar tidak menjadi korban praktik di luar akademik.
Lebih Lanjut, Dede juga meminta kampus dan pihak berwenang agar membuka jalur komunikasi dengan keluarga korban demi memastikan bahwa permintaan kejelasan kronologi dan penyebab kematian TAS dipenuhi.
Sebelumnya, polisi mengungkap TAS melompat dari gedung lantai empat, bukan dari lantai dua seperti informasi yang beredar sebelumnya. TAS terjatuh di depan gedung FISIP Unud, Jalan Sudirman, Denpasar, Bali, pada Rabu (15/10).
Kasi Humas Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Sukadi, mengungkapkan hal itu berdasarkan keterangan saksi yang juga mahasiswa berinisial NKGA. Saat kejadian, NKGA berada di lantai empat untuk menunggu dosen bersama temannya.
"Rabu, 15 Oktober 2025, pukul 08.30 Wita pada saat saksi kuliah dan sedang menunggu dosen, saksi bersama temannya inisial D duduk di teras depan kelas, lantai empat kampus diskusi tentang mata kuliah," ungkap Sukadi, Kamis (16/10/2025) malam.
"Kurang lebih 15 menit kemudian datang korban dari arah pintu lift, dengan posisi menggendong tas ransel dan memakai baju putih. Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus," imbuhnya.
TAS juga disebut sempat duduk di kursi panjang yang berada di sisi barat kelas. Namun, karena saksi tidak mengenali TAS, ia tidak memperhatikan lebih lanjut.
Beberapa saat kemudian, TAS melompat dari lantai empat. Sontak, mahasiswa lain bersama petugas keamanan kampus bergegas mengevakuasi dan membawa korban ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar.
Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Prof Ngoerah, TAS dalam kondisi masih sadar. Namun, lantaran mengalami pendarahan dan kesadarannya terus menurun, mahasiswa semester VII program studi Sosiologi itu dinyatakan meninggal dunia.