Ikuti Kami

Edi Purwanto Desak Pemerintah Bertindak Cepat: Tiga Instruksi Mendesak untuk Tangani Aceh yang Masih Lumpuh

Negara tidak boleh lamban dalam situasi genting seperti ini. “Korban tidak boleh terus berjatuhan hanya karena bantuan terlambat tiba

Edi Purwanto Desak Pemerintah Bertindak Cepat: Tiga Instruksi Mendesak untuk Tangani Aceh yang Masih Lumpuh
Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Edi Purwanto - Foto: Istimewa

Jakarta, Gesuri.id – Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Edi Purwanto menyoroti serius masih lumpuhnya akses transportasi dan komunikasi di Aceh 11 hari pascabencana hidrometeorologi. Ia menegaskan pemerintah harus segera mengambil langkah cepat dan terukur agar tidak semakin banyak korban jatuh akibat keterlambatan penanganan.

Hingga hari ke-11, distribusi bantuan makanan, obat-obatan, dan tenaga medis dilaporkan tidak merata. Relawan menyebut sejumlah penyintas meninggal di pengungsian akibat kelaparan, sakit, dan stres. Data Posko Darurat mencatat 376 korban meninggal, 92 hilang, dan hampir 1 juta jiwa mengungsi di 1.978 titik. Kerusakan jalan dan jembatan di wilayah pegunungan Aceh, Aceh Tamiang, dan pesisir timur menyebabkan distribusi via darat terhenti, sementara kemampuan distribusi udara masih sangat terbatas.

Menanggapi situasi kritis ini, Edi Purwanto menyatakan: Fraksi PDI Perjuangan menekankan tiga langkah mendesak bagi pemerintah.

Pertama, membuka akses jalan secepat mungkin. “Konektivitas harus dibangun kembali. Jembatan-jembatan yang putus bisa memakai jembatan sementara yang dimiliki TNI-Polri maupun perusahaan swasta. Instrumen itu harus segera dimobilisasi,” tegasnya dalam wawancara, Senin (8/11).

Kedua, menambah dan mengoptimalkan helikopter untuk distribusi bantuan. Ia menilai kemampuan udara menurun signifikan. “Kondisi helikopter berkurang. Bantuan yang dijatuhkan dari udara banyak yang rusak sampai ke bawah. Ini harus segera dibenahi,” ujarnya.

Ketiga, memprioritaskan layanan kesehatan masyarakat di lokasi bencana. Edi mengingatkan bahwa enam rumah sakit dilaporkan belum dapat berfungsi. “Tenaga dokter, perawat, dan relawan harus segera didorong ke titik-titik bencana untuk memastikan nyawa masyarakat terlindungi,” tambahnya.

Edi Purwanto menegaskan, negara tidak boleh lamban dalam situasi genting seperti ini. “Korban tidak boleh terus berjatuhan hanya karena bantuan terlambat tiba. Dalam situasi darurat seperti ini, kecepatan negara menentukan hidup dan mati rakyatnya,” pungkasnya.

Quote