Ikuti Kami

Ganjar Terkejut Akan Inovasi Petani Milenial di Purbalingga

Tanah bengkok di desa itu telah disulap menjadi agrowisata yang menghasilkan produk pertanian dan peternakan.

Ganjar Terkejut Akan Inovasi Petani Milenial di Purbalingga
Calon Presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Jakarta, Gesuri.id - Calon Presiden (capres) Ganjar Pranowo yang didukung PDI Perjuangan berkunjung ke lahan bengkok milik Desa Karangpucung, Kecamatan Kartanegara, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (30/10). 

Di sana Ganjar bertemu dengan para petani milenial. 

Kedatangan Ganjar usai menghadiri acara Haul Mbah Hisyam Kalijaran di Purbalingga. Dia penasaran dengan kisah sukses petani milenial yang ada di Desa Karangpucung.

Baca: Ganjar Tetap Hormati Jokowi dan Gibran Dalam Pilihan Politik

Benar saja, rasa penasaran Ganjar terobati setelah melihat hal yang membanggakan. Tanah bengkok di desa itu telah disulap menjadi agrowisata yang menghasilkan produk pertanian dan peternakan. Yang membuat Ganjar semakin bangga, agrowisata bernama Artansi Chandra Kahuripan itu dikelola para petani milenial.

"Selamat datang di Agrowisata Artansi Chandra Kahuripan Pak Ganjar. Di sini kami mengelola aneka produk pertanian dan perikanan, mulai melon, sayur mayur, budi daya sapi, domba, kelinci, lele, jangkrik dan lainnya," ucap Tri Bowo Pangestika, penggerak Agrowisata Artansi. 

Dengan semangat, Bowo menjelaskan semua budi daya pertanian dan peternakan dikelola petani milenial. Mereka juga menggandeng para petani lain untuk dilatih menjadi lebih baik dan menguntungkan.

"Kami ada 10 kelompok dan anggotanya 150 orang lebih. Kami memanfaatkan tanah bengkok desa seluas 6 hektare dan dikelola untuk pertanian dan budi daya peternakan," katanya.

Meski di lahan yang terbatas, hasil dari pertanian dan budi daya peternakan di Agrowisata Artansi begitu menjanjikan. Untuk jenis melon misalnya, setiap panen selalu laris manis diborong pembeli. Bahkan hanya 2 hari, hasil panen selalu ludes terjual.

"Kami punya empat green house untuk budi daya melon hidroponik. Kami kelola dengan teknologi sederhana yang kami sebut NFT. Satu green house bisa menghasilkan satu ton dan biasanya 2 hari setelah panen selalu habis. Kami sampai kewalahan melayani permintaan pasar," ujarnya.

Bowo mengatakan, kisah suksesnya mengembangkan agrowisata telah sampai ke tingkat nasional. Dia berhasil memenangkan ajang perlombaan tingkat nasional dan menjadi tempat percontohan. 

"Jadi kami sekarang sering kedatangan tamu dari berbagai daerah di Indonesia yang ingin belajar di sini. Ada dari Jakarta, Bandung, Surabaya dan lainnya. Kami ajari dan kami berharap apa yang ada di sini bisa dikembangkan di daerah lain," ucap pemuda berusia 31 tahun tersebut.

Mendengar hal tersebut, Ganjar tampak tersenyum bangga. Dia juga sempat berkeliling melihat pertanian melon hidroponik dan mengobrol bersama ratusan petani milenial yang ada di sana.

Baca: Ganjar Pranowo Siap Jadi Mentor Politisi Muda

"Ini keren ya, Mas Bowo ini kreatif banget. Dia punya imajinasi untuk memanfaatkan segala sesuatu menjadi nilai tambah. Dia memanfaatkan lahan bengkok desa untuk membuat agrowisata ini. Dan yang keren, Mas Bowo menggandeng anak-anak muda untuk terlibat di dalamnya," ucap Ganjar.

Anak muda diajari pertanian yang menyenangkan. Bahkan teknologi sudah digunakan meskipun masih sangat sederhana.

"Ini model yang bisa dikembangkan ke seluruh pelosok Indonesia. Sebuah inovasi dari tingkat desa, dengan teknologi yang ditemukan sendiri dan menghasilkan nilai ekonomi yang bagus. Ini perlu dicontoh, dan pemerintah harus memberikan fasilitas karena ada banyak anak-anak hebat yang bisa menjadi motor penggerak," katanya.

Quote