Ikuti Kami

Ini Cara Buleleng Atasi Krisis Dokter Spesialis di RSUD

Upaya menyekolahkan dokter dengan biaya pemerintah daerah dipastikan sebagai solusi terakhir yang bisa menuntaskan krisis dokter.

Ini Cara Buleleng Atasi Krisis Dokter Spesialis di RSUD
Wakil Bupati Buleleng, Bali Nyoman Sutjidra.

Buleleng, Gesuri.id - Wakil Bupati Buleleng, Bali Nyoman Sutjidra berharap ada cara khusus mengatasi krisis dokter spesialis yang ditugaskan di RSUD Buleleng.

Kesulitan dokter spesialis ini sudah coba dipenuhi dengan mengusulkan dalam formasi rekrutmen CPNS. 

Baca: DPRD Asahan Desak Pembangunan Poliklinik Kejiwaan

Hanya saja, formasi ini justru lowong karena tidak ada pelamar yang mendaftar. Upaya lain juga dilakukan dengan merekrut dokter spesialis dengan sistem kontrak perjanjian kerja. 

Lagi-lagi upaya itu gagal karena tidak ada dokter yang diperlukan justru tidak tertarik bertugas di gumi Denbukit.

Tidak ingin krisis dokter spesialis terus berlanjut, sekarang pemkab menempuh upaya terakhir. Caranya, sarjana dokter yang baru menamatkan dari studi direkrut menjadi dokter kontrak.

Untuk itu, upaya menyekolahkan dokter dengan biaya pemerintah daerah dipastikan sebagai solusi terakhir yang bisa menuntaskan krisis dokter di RSUD Buleleng. 

Selama studi, dokter yang direkrut oleh pemkab itu menyandang status dokter kontrak. 

“Dokter yang baru tamat baik dari FK Undiksha yang sudah dibuka atau dari perguruan tinggi lain kita sekolahkan. Nantni ada perjanjian kalau sudah tamat studi harus bekerja di daerah kita. Saya yakin upaya ini akan menyelesaikan krisis dokter yang terjadi sekarang,” jelasnya.

Menurut Sutdjira, sebelum merekrut dokter kontrak yang akan disekolahkan, pemkab dalam waktu dekat ini akan melakukan analisis beban kerja utamanya dokter spesialis di rumah sakit. 

Baca: Presiden Akan Diskusi dengan IDI Bahas Persoalan BPJS

Berdasarkan kajian ini, pemerintah memiliki data akurat terkait kebutuhan dokter spesialis baik di RSUD dan juga di rumah sakit pratama di Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt dan di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan. 

“Kebutuhan beban kerja utamanya dokter spesialis itu akan difinalisasi oleh Badan Kepegawaian Pengembangan Sumberdaya Manusia (BKPSDM), dari sana kita akan sarjana dokter lalu kita sekolahkan, dan sasaran akhir akan melengkapi spesialsiasi yang sekarang belum ada di daerah kita,” tegas politisi PDI Perjuangan ini.

Quote