Ikuti Kami

Presiden Akan Diskusi dengan IDI Bahas Persoalan BPJS

Presiden mengisyaratkan betapapun defisitnya BPJS Kesehatan namun pemerintahannya akan mengupayakan berbagai opsi untuk mendukung BPJS.

Presiden Akan Diskusi dengan IDI Bahas Persoalan BPJS
Presiden Joko Widodo

Samarinda, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan mendiskusikan persoalan BPJS Kesehatan dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Mengenai BPJS, saya sudah tahu semuanya. Tapi nanti saya akan ajak bicara, ini masalah manajemen. Inilah yang perlu kita perbaiki," kata Presiden Jokowi saat berpidato sebelum meresmikan Muktamar IDI ke-30 dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) ke-21 di Samarinda Convention Hall di Kota Samarinda, Kamis (25/10).

Baca: Pascareformasi, Angka Pengangguran Terendah dalam Sejarah

Ia mengaku sudah mengetahui kunci persoalan terkait BPJS karena telah memiliki pengalaman sejak menjabat sebagai wali kota di Solo dan gubernur di DKI Jakarta.

Presiden mengaku sudah banyak berdiskusi dan belajar dari para dokter yang kemudian menjadi sahabatnya dalam perihal menyangkut asuransi kesehatan untuk rakyat.

"Karena sejak di Solo dulu saya memiliki yang namanya Kartu Sehat, di Jakarta kita memiliki Kartu Jakarta Sehat, sekarang punya Kartu Indonesia Sehat. Jadi sahabat-sahabat saya yang namanya dokter itu banyak sekali. Saya mau belajar apapun, saya tanya kenapa sih seperti ini, kenapa problemnya seperti ini," katanya.

Presiden Jokowi mengisahkan bagaimana gonjang-ganjingnya persoalan Kartu Sehat di Solo dalam setidaknya enam bulan ketika diperkenalkannya.

Sementara di Jakarta sendiri, persoalan serupa terjadi selama setidaknya setahun sampai kemudian sistemnya terbentuk dengan mapan dan baik.

"Tapi BPJS ini sudah 4 tahun. Perhitungan saya 2 tahun mapan ini. Kok 4 tahun kenapa? Tapi enggak apa nanti saya diskusi dengan dr. Fahmi dan Prof. Ilham (Ketua PB IDI)," katanya.

Presiden Jokowi mengaku enggan untuk mengungkap persoalan dan membahasnya di publik secara luas karena dikhawatirkan melenceng ke arah yang tidak semestinya.

"Karena kalau kita jawab terbuka kadang-kadang malah ramainya ke mana-mana. Masalahnya sebetulnya masalah yang bisa diselesaikan tetapi lari ke mana-mana," katanya.

Baca: Presiden Ingin Dunia Kedokteran Ikuti Perubahan Global

Presiden mengisyaratkan betapapun defisitnya BPJS Kesehatan namun pemerintahannya akan mengupayakan berbagai opsi untuk mendukung BPJS tetap mampu menjalankan fungsinya.

"Kita ingat bahwa yang namanya subsidi BBM, subsidi energi, itu pernah mencapai yang namanya angka Rp340 triliun. Ini untuk kesehatan kok masa enggak diberikan," katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden meresmikan Muktamar IDI ke-30 dan IIDI ke-21 didampingi sejumlah pejabat.

Quote