Ikuti Kami

Kesuma Kelakan Gugah Semangat Ekonomi Kerakyatan Dalam Kegiatan Asmas

Asmas bertemakan Mewujudkan Ekonomi Kerakyatan yang Berkeadilan Sebagai Pilar Kemandirian Nasional.

Kesuma Kelakan Gugah Semangat Ekonomi Kerakyatan Dalam Kegiatan Asmas
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan, ST., M.Si, menggugah semangat ekonomi kerakyatan dalam kegiatan Asmas bertema 'Mewujudkan Ekonomi Kerakyatan yang Berkeadilan Sebagai Pilar Kemandirian Nasional' di Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Sabtu (19/10/2025). 

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan, ST., M.Si, menggugah semangat ekonomi kerakyatan dalam kegiatan Asmas bertema 'Mewujudkan Ekonomi Kerakyatan yang Berkeadilan Sebagai Pilar Kemandirian Nasional' di Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Sabtu (19/10/2025). 

Dalam kegiatan yang dihadiri ratusan kader, simpatisan, tokoh masyarakat, dan pelaku UMKM itu, Kesuma Kelakan menegaskan bahwa kemandirian sejati bangsa hanya dapat tumbuh dari kekuatan ekonomi rakyat sendiri.

“Tujuan pembangunan ekonomi kita sejak awal adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, rakyat tidak boleh hanya dijadikan objek pembangunan, melainkan harus menjadi pelaku utama yang menentukan arah masa depan ekonomi bangsa,” tegas mantan Anggota DPD RI Perwakilan Bali yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali ini, disambut tepuk tangan meriah peserta.

Dengan gaya komunikatif dan lugas, Kesuma Kelakan menyoroti bahwa arah pembangunan ekonomi nasional harus berpihak pada rakyat, bukan tunduk pada korporasi besar. Ia mengingatkan bahwa Pasal 33 UUD 1945 telah menegaskan dasar ekonomi Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan, prinsip yang menjadi roh perjuangan PDI Perjuangan sejak awal berdiri.

“Kita tidak boleh bergantung pada kekuatan asing. UMKM, koperasi, dan pertanian rakyat harus diperkuat agar menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Kemandirian ekonomi itu bukan hanya soal angka pertumbuhan, tapi tentang martabat bangsa,” ujarnya.

Kesuma Kelakan juga menyoroti potensi besar sektor UMKM dan koperasi yang menurutnya dapat menopang kemandirian ekonomi nasional. Ia menjelaskan, jumlah pelaku UMKM di Indonesia telah mencapai lebih dari 60 juta unit usaha dan menyerap sebagian besar tenaga kerja nasional.

“Kalau saja potensi itu dikelola dengan adil dan diberdayakan secara maksimal, kita bisa berdiri di kaki sendiri tanpa harus menunggu investasi asing yang sering kali hanya menguntungkan segelintir pihak,” paparnya.

Lebih lanjut, politisi asal Bali itu menegaskan bahwa keadilan ekonomi bukan hanya soal pemerataan pendapatan, tetapi juga soal kesempatan yang setara bagi semua rakyat untuk tumbuh dan berdaya.

“Keadilan ekonomi itu bukan hadiah, tapi hasil perjuangan bersama. Kita harus pastikan rakyat memiliki akses terhadap modal, teknologi, dan pasar,” imbuhnya.

Selain menyoroti konsep ekonomi rakyat, Kesuma Kelakan juga menyinggung pentingnya transformasi digital dalam memperkuat kemandirian ekonomi desa.

“Digitalisasi jangan dianggap ancaman. Justru ini peluang agar pelaku UMKM bisa memperluas pasar dan meningkatkan efisiensi. Tapi negara harus hadir agar tidak ada kesenjangan baru,” jelasnya.

Kegiatan Asmas di Bangli juga menghadirkan Dr. I Wayan Repiyasa, S.Pd., M.Pd., praktisi sekaligus akademisi yang memperdalam tema dengan topik “Peran UMKM dan Koperasi dalam Mewujudkan Ekonomi Kerakyatan yang Berkeadilan.”

“UMKM menyumbang lebih dari 60 persen terhadap PDB nasional dan menyerap 97 persen tenaga kerja. Ini kekuatan yang nyata, bukan teori. Tapi masih banyak pelaku usaha kecil yang belum punya akses modal dan pelatihan yang memadai,” ujar Repiyasa.

Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan dalam membangun ekosistem ekonomi yang berkeadilan dan inklusif.

Kegiatan Asmas ini bukan sekadar forum diskusi, tetapi juga wadah penyadaran ideologis bahwa ekonomi rakyat adalah urat nadi perjuangan PDI Perjuangan.

Melalui kader-kadernya di legislatif, partai berlambang banteng moncong putih ini terus menegaskan komitmennya untuk mengembalikan arah pembangunan ekonomi agar berpihak pada wong cilik, bukan pada elit ekonomi semata.

Acara diakhiri dengan semangat tinggi dari para peserta yang berharap kegiatan serupa terus digelar di berbagai wilayah Bali. Salah satu peserta menyampaikan antusiasmenya, “Kami jadi lebih paham bahwa kemandirian ekonomi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi perjuangan kolektif seluruh rakyat.”

Menutup acara, Kesuma Kelakan menyampaikan pesan kuat yang menggema di seluruh ruangan:
“Kalau ekonomi rakyat kuat, bangsa ini tidak akan pernah bisa dijajah lagi, baik oleh uang, oleh korporasi, maupun oleh kepentingan asing.”

Quote