Ikuti Kami

Kunjungi Dapil, Vita Temukan Sapi Terkena LSD dan PMK

Kunjungan Vita Ervina ke peternak sapi itu didorong munculnya kasus antraks di Gunungkidul.

Kunjungi Dapil, Vita Temukan Sapi Terkena LSD dan PMK
Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina masih menemukan adanya tiga ekor sapi terkena penyakit LSD (penyakit kulit berbenjol) dan PMK (penyakit mulut dan kuku) saat melakukan kunjungan dapil ke salah satu peternak mandiri di Dusun Mirombo, Kelurahan Rojoimo, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Senin (10/7).

Kunjungan Vita Ervina ke peternak sapi itu didorong munculnya kasus antraks di Gunungkidul.

Baca: Ganjar Minta Daerah Perbatasan Waspadai Antraks

"Mencuatnya kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul, DIY mendorong saya melakukan kunjungan Dapil di Wonosobo dan ada temuan tiga ekor sapi terkena penyakit LSD dan PMK," kata Vita, Selasa (11/7). 

Masih ditemukannya penyakit PMK dan LSD itu menjadi sorotan Vita Ervina. 

Pasalnya, dalam laporan sebelumnya, Dinas Peternakan menyatakan penyakit PMK dan LSD sudah ditangani dengan baik, namun ternyata masih ditemukan kasus serupa. 

Dari kunjungan itu, diketahui pula peternak sudah mengetahui bahaya antraks. 

Hanya saja, berdasar laporan yang diterima Vita Ervina, Dinas Peternakan Wonosobo belum banyak melakukan melakukan koordinasi dengan peternak untuk secara proaktif turun langsung ke bawah guna melakukan edukasi terkait tanda-tanda penyakit terutama antraks dan cara penanggulangannya.

"Saya berharap tentu kedepannya terus ditingkatkan koordinasi dan pengawasannya terhadap peternak dan kesehatan hewan ternaknya, apalagi dengan bahaya penyakit antraks saat ini," ujarnya. 

Vita Ervina meminta Dinas Peternakan segera menindaklanjuti dan menangani temuan tersebut dengan melakukan pengecekan dan pemberian bantuan obat-obatan.

Baca: Endro Tegaskan Kemiskinan adalah Musuh Pancasila

Politikus PDI Perjuangan ini juga menghimbau agar para peternak sapi segera melapor ke Dinas Peternakan apabila menemukan gejala penyakit pada hewan ternak terutama mewaspadai bahaya wabah penyakit antraks. 

Lebih jauh, Vita Ervina menyarankan agar peternak mengikuti program asuransi hewan ternak sehingga jika hewan ternak mati langsung dapat ganti rugi asuransi.

"Jadi tidak perlu melakukan tradisi brandu seperti di Gunungkidul yang bisa memicu penyebaran antaraks yakni mengkonsumsi daging ternak yang mati karena penyakit," pungkasnya.

Quote