Ikuti Kami

PDI Perjuangan Lampung Tengah Panen Raya Padi MSP 

"Saya sebagai Koordinator MSP Provinsi Lampung melakukan penanaman di kota metro ini adalah untuk memberikan contoh dan mengedukasi petani".

PDI Perjuangan Lampung Tengah Panen Raya Padi MSP 
Ketua DPRD Lampung Tengah, Sumarsono, bersama pemulia tanaman asal Lampung Surono Danu serta para tokoh partai PDI Perjuangan Kota Metro melaksanakan panen raya padi Mari Sejahterakan Petani (MSP) di Kecamatan Hadimulyo Timur Kota Metro, Sabtu (18/9).

Lampung Tengah, Gesuri.id - Ketua DPRD Lampung Tengah, Sumarsono, bersama pemulia tanaman asal Lampung Surono Danu serta para tokoh partai PDI Perjuangan Kota Metro melaksanakan panen raya padi Mari Sejahterakan Petani (MSP) di Kecamatan Hadimulyo Timur Kota Metro, Sabtu (18/9).

Baca: PDI Perjuangan Pastikan Tak Inginkan Presiden Tiga Periode

Sumarsono sebagai koordinator MSP Provinsi Lampung menjelaskan bahwa tujuan dari penanaman padi jenis MSP dikota Metro adalah sebagai edukasi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan para petani dengan bibit padi MSP yang dapat ditanam kembali dan sistem organik yang dapat dibuat sendiri oleh para petani yang berasal dari kotoran hewan yang sudah difermentasi.

"Saya sebagai Koordinator MSP Provinsi Lampung melakukan penanaman di kota metro ini adalah untuk memberikan contoh dan mengedukasi para petani dengan menanam padi jenis MSP dengan sistem pupuk organik yang didapatkan dari fermentasi kotoran hewan akan membuat biaya produksi sangat murah, sehingga petani lebih sejahtera dan tidak ketergantungan kepada pupuk kimiawi, ujarnya.

Kemudian Sumarsono menjelaskan bahwa selama ini petani di Indonesia mayoritas mengunakan bibit jenis hibrida, sedangkan padi MSP yang ditemukan oleh Surono Danu merupakan bibit lokal Lampung dan hasilnya tidak kalah dengan padi hibria, bahkan bisa lebih dan dapat menekan biaya tanam bagi para petani.

“Selama ini petani mengunakan bibit hibrida dan kita punya bibit unggul lokal Lampung padi MSP. Kalau petani beli bibit hibrida harga dipasaran mencapai Rp120-130 ribu, sedangkan MSP Rp20-25 ribu saja. Artinya, selisih biaya untuk membeli bibit bisa digunakan untuk perawatan tanaman. Sedangkan hasil panennya tidak kalah melimpah, bahkan bisa lebih karena bulir padinya lebih banyak dari jenis padi lainnya,” terang Sumarsono yang merupakan kader PDI Perjuangan Lampung tengah.

Sumarsono menambahkan bahwa keberadaan padi MSP merupakan salah satu cara untuk mensejahterakan petani dengan memberikan bibit dan menedukasi tentang bagaimana cara dan pola tanam yang baik. Keunggulan bibit ini adalah bisa diturunkan atau ditanam kembali di masa tanam selanjutnya.

“Jadi, jika sudah enggak beli bibit, otomatis sudah berkurang lagi biaya tanamnya yang bisanya dalam 1 hektar memerlukan 10 kilogram maka sudah Rp 1 juta lebih, otomatis untuk olah lahannya sudah gratis. Uang untuk beli bibit bisa dialihkan untuk perawatan tanaman lainya,” jelasnya.

Surono Danu sebagai pemulia bibit padi MSP menerangkan bahwa MSP ini berbadan hukum nasional, independent dan bukan sayap partai karena ini bahan pangan untuk isi perut seluruh umat manusia dan utamanya adalah negara Indonesia ini mampu mencapai kedaulatan pangan.

“MSP ini berbadan hukum nasional, independent dan bukan sayap partai karena ini bahan pangan untuk isi perut seluruh umat manusia dan hal utamanya adalah negara Indonesia ini mampu mencapai kedaulatan pangan." paparnya.

Baca: 2,5 Juta Warga DKI Belum Divaksin? Lacak Lewat RT & RW !

Memutup kegiatan panen raya bibit MSP ini Sumarsono berpesan agar petani kota Metro yang ingin mendapatkan bibit padi MSP bisa menghubungi ibu hernani yang merupakan Fraksi PDI Perjuangan Kota Metro.

"Setelah proses panen padi hari ini selesai, para petani dikota metro dapat meminta bibit padi MSP ke ibu Hernani karena sedikitpun saya tidak akan membawa pulang satu butir pun padi yang dipanen hari ini, semua kita berikan kepada petani kota metro agar kedepannya semakin banyak petani kota metro yang menggunakan padi MSP ini." pungkasnya.

Quote