Jakarta, Gesuri.id - Anggota MPR RI yang juga Anggota Komisi VI DPR RI, Sadarestuwati atau Mbak Estu, mendorong generasi muda untuk memperkuat fondasi kebangsaan dalam menghadapi arus globalisasi dan tantangan zaman.
Pesan tersebut disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar yang digelar MPR RI di Aula DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jombang, yang diikuti mahasiswa, pemuda, dan masyarakat umum.
“Generasi muda harus memahami, menghayati, dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah arus global, pijakan kebangsaan akan menjadi penuntun agar kita tidak kehilangan jati diri,” ujar Mbak Estu, dikutip Jumat (21/11).
Ia menegaskan sosialisasi Empat Pilar yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan langkah untuk memastikan nilai dasar kebangsaan tetap relevan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda.
Dalam kesempatan itu, pemateri MPR RI juga menyoroti kondisi Indonesia sebagai bangsa majemuk dengan ratusan suku, bahasa daerah, dan ragam kepercayaan. Keberagaman tersebut harus dirawat dengan komitmen persatuan nasional yang kuat.
“Keberagaman adalah kekuatan. Namun tanpa fondasi kebangsaan yang kokoh, keberagaman juga bisa menjadi celah perpecahan. Karena itu, Empat Pilar menjadi pedoman bersama dalam menjaga harmoni kehidupan berbangsa,” jelasnya.
Kegiatan sosialisasi dikemas dalam bentuk dialog interaktif sehingga peserta, terutama generasi muda, dapat memahami persoalan kebangsaan secara lebih dekat. MPR RI melihat pemuda memiliki peran vital dalam menjaga persatuan dan masa depan bangsa.
“Harapan kami, generasi muda tidak hanya memahami teori Empat Pilar, tetapi juga menjadi pelaku nyata dalam menjaga persatuan dan memajukan daerahnya,” ucap anggota DPR RI dari Dapil Jombang tersebut.
Sosialisasi Empat Pilar terus dilaksanakan MPR RI di berbagai daerah sebagai bagian dari tugas konstitusional untuk memasyarakatkan nilai kebangsaan. Kegiatan di Jombang yang digelar pada 29 Oktober 2025 itu menjadi upaya berkelanjutan dalam menghadirkan pendidikan kebangsaan yang inklusif bagi masyarakat.
Dengan kehadiran para pemuda dan masyarakat, kegiatan ini diharapkan menumbuhkan komitmen kolektif untuk memperkokoh persatuan nasional dalam berbagai aspek kehidupan.
