Jakarta, Gesuri.id - Wali Kota Semarang, Agustina, memukau ratusan peserta dalam Konferensi Internasional Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC ECD) 2025 yang digelar di Manila.
Dalam forum bergengsi yang dihadiri lebih dari 480 peserta dari 30 negara, Agustina memaparkan keberhasilan Kota Semarang dalam mengembangkan layanan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) yang holistik dan terintegrasi.
Sebagai satu dari sedikit kepala daerah yang dipercaya menjadi pembicara utama, Agustina menyampaikan bahwa pendekatan PAUD di Semarang tidak hanya menyasar pendidikan formal anak usia dini, tetapi juga mencakup layanan kesehatan, gizi, pengasuhan, dan perlindungan anak.
Baca: Koster Minta Dukungan DPR RI agar Daerah Wisata Dapat Insentif
"Inisiatif kami adalah upaya sistematis untuk menjamin anak-anak tumbuh sehat, terlindungi, dan memiliki kesempatan yang adil untuk berkembang,” ujar Agustina.
Program inovatif seperti Rumah Pelita, Rumah Anak SIGAP, dan Rumah Inspirasi menjadi sorotan utama. Rumah Pelita, misalnya, terbukti mampu menurunkan angka stunting dan malnutrisi anak secara signifikan.
Data menunjukkan 50% anak yang mendapat layanan di Rumah Pelita berhasil keluar dari status malnutrisi dalam setahun, dibandingkan 34% di kelompok kontrol.
Baca: Yudha Gelar Reses di Desa Haurpanggung
Inovasi PAUD Holistik Integratif (HI) di Semarang diperkuat melalui Peraturan Wali Kota No. 65 Tahun 2021 dan pelibatan mitra lintas sektor seperti Tanoto Foundation, perguruan tinggi, media, serta dunia usaha. Semarang sendiri memiliki lebih dari 151.000 anak usia dini dan 1.200 lebih satuan layanan PAUD yang aktif menerapkan delapan indikator utama PAUD HI.
Indikator tersebut mencakup pemantauan tumbuh kembang anak, kelas edukasi orang tua, pemberian makanan tambahan, PHBS, verifikasi NIK anak, serta penyediaan sanitasi dan air bersih. Pendekatan ini menjadikan PAUD sebagai ruang aman, sehat, dan inklusif bagi anak-anak untuk tumbuh dan belajar optimal.
Konferensi ARNEC 2025 menekankan pentingnya pelokalan solusi layanan ECD demi menjangkau anak-anak yang termarjinalkan. Ketua ARNEC, Dr. Sheldon Shaeffer, menyebut inisiatif lokal seperti yang dilakukan Semarang sebagai kunci meningkatkan akses dan kualitas layanan PAUD secara inklusif dan berkelanjutan.