Ikuti Kami

Alex Indra Lukman Siap Fasilitasi Pertukaran Ilmu Antara Petani Sumbar dan Bali

Langkah ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama di bidang ketahanan pangan.

Alex Indra Lukman Siap Fasilitasi Pertukaran Ilmu Antara Petani Sumbar dan Bali

Bali, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Alex Indra Lukman, menginisiasi rencana pertukaran ilmu antara petani Sumbar dan Bali.

Dimana, pertanian organik makin dilirik sebagai solusi masa depan yang ramah lingkungan. Sumatera Barat dan Bali pun mulai menjajaki kolaborasi antar penggiat pertanian organik. 

Dalam kunjungan kerja reses ke Provinsi Bali, Alex menyampaikan kesiapannya memfasilitasi para penggiat metode Sawah Pokok Murah (SPM) dari Sumbar untuk belajar dan berbagi pengalaman dengan petani organik Bali. 

Menurutnya, kolaborasi ini bisa saling menyempurnakan metode budidaya sehingga menghasilkan produk pertanian yang lebih unggul, baik secara kualitas maupun kuantitas.

“Sebagai anggota DPR RI dari Sumbar yang bertugas di Komisi IV, saya siap menjembatani para penggiat SPM agar bisa berdiskusi langsung dengan petani organik Bali,” ujar politisi PDI Perjuangan itu dalam pernyataan tertulis, dikutip dari scientia.id, Kamis (4/9).

Bali memang selangkah lebih maju dalam pengembangan pertanian organik. Pemerintah Provinsi Bali mengusung visi besar “Bali Organik Island”, yang merupakan bagian dari konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali, sebuah upaya menjaga keseimbangan alam dan kesejahteraan masyarakat berbasis kearifan lokal.

Komitmen ini diwujudkan dalam regulasi yang kuat. Bali punya Perda No. 8 Tahun 2019 tentang Sistem Pertanian Organik, yang diperkuat dengan Pergub No. 15 Tahun 2021 sebagai aturan pelaksanaannya.

“Ini bukti nyata dukungan penuh Pemprov Bali terhadap pertanian berkelanjutan. Sementara Sumbar belum punya dukungan kebijakan yang sepadan, padahal potensinya besar,” tambah Alex.

Program Unggulan Bali Bisa Jadi Inspirasi

Beberapa program pertanian organik Bali yang bisa dijadikan contoh oleh Sumbar antara lain:

SIMANTRI (Sistem Pertanian Terintegrasi) dan SIPADU (Sistem Pertanian Terpadu), yang menggabungkan berbagai aspek pertanian untuk hasil yang maksimal.

Pengembangan UPPO (Unit Pengolahan Pupuk Organik) sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Subsidi pupuk organik untuk mendukung transisi petani ke pola tanam organik.

Desa Organik, yaitu pengembangan desa-desa yang fokus pada pertanian organik, baik tanaman pangan, hortikultura, hingga perkebunan.

“Kalau Bali bisa menembus pasar internasional dengan produk organiknya, Sumbar pasti bisa lebih maju lagi karena kita punya sumber daya alam yang sangat mendukung,” tegas Alex.

Alex berharap inisiatif pertukaran ilmu ini bisa diangkat menjadi program nasional oleh Kementerian Pertanian. Ia menyebut langkah ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama di bidang ketahanan pangan.

Dalam kunjungan itu, Komisi IV DPR RI didampingi jajaran Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan. Turut hadir antara lain Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktur Perlindungan Pangan, hingga Kepala Balai Penegakan Hukum Kehutanan. Rombongan disambut langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster.

Dengan dukungan lintas kementerian dan provinsi, harapannya sinergi Sumbar-Bali dalam pertanian organik bisa membuka jalan baru menuju ketahanan pangan yang lebih kuat dan ramah lingkungan.

Quote