Ikuti Kami

Andreas Eddy Susetyo Minta Kebijakan Kenaikan PPN Dikaji Kembali

Andreas Eddy Susetyo menjelaskan, kini kelompok masyarakat yang paling tertekan adalah kelas menengah

Andreas Eddy Susetyo Minta Kebijakan Kenaikan PPN Dikaji Kembali
Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo menjelaskan, kini kelompok masyarakat yang paling tertekan adalah kelas menengah. Terutama yang pendapatannya mencapai Rp4-5 juta. 

Menurutnya kelompok ini sudah masuk ke persoalan makan tabungan yang artinya pendapatannya tidak cukup mengakomodir kenaikan inflasi.

Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo

"“Kalau kita lihat fenomena ini banyak yang sudah mulai mantab,” kata Andreas, saat rapat kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (19/3).

Tentu ini berbeda dengan kelompok bawah atau masyarakat miskin. Pemerintah memberikan bantuan sosial (bansos) dalam jumlah besar agar mereka bisa bertahan dari kenaikan inflasi dan gejolak lainnya.

Padahal kelompok menengah merupakan penopang perekonomian nasional. Apabila tidak mendapatkan perhatian lebih, maka kelompok ini bisa turun kelas menjadi miskin.

“Kami ingin supaya dikaji lagi kenaikan PPN 12 persen, kita bicara bersama UU itu tapi waktu itu 12 persen itu kita tidak ingin sekaligus. Tentunya kondisi perekonomian, Fed juga belum menentukan bunga ini perlu kemudian perlu dikaji kembali, timingnya kalau mau naik kenapa gak tunggu kalau the Fed turunkan suku bunga,” ucapnya.

Baca: Abdy Jelaskan Kenapa Ganjar Pranowo Layak Jadi Presiden RI

Andreas mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan hal ini, karena pajak akan berkaitan dengan pemasukan untuk negara.

“Harapannya, pemerintah bisa meramu suatu kebijakan dan waktu untuk mengeluarkan kebijakan berdasarkan optimisme yang ada. Agar pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara bisa tetap terjaga,” tandasnya.

Seperti diketahui Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun 2025, dinilai akan menurunkan konsumsi masyarakat dan sekaligus menjadikan masyarakat memakan tabungannya untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Karena bersamaan dengan naiknya harga pangan, biaya energi, dan biaya tol.

Quote